Lima Blunder Jokowi di Debat Capres Ketiga

Jokowi-9-jpeg.imageJAKARTA (SALAM-ONLINE): Calon presiden bernomor urut dua Joko Widodo, sering terlihat gugup dalam setiap acara Debat Capres. Dalam Debat Capres ketiga di Holiday Inn, Jakarta, Ahad (222/6) malam, dengan tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional, Jokowi sedikitnya melakukan blunder sebanyak lima kali, sebagaimana dilansir Inilah.com.

Pertama saat ditanya Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto tentang Laut China Selatan, Jokowi menjawab Indonesia tidak punya kepentingan berarti di laut yang strategis itu. “Tadi saya kira pak Jokowi tidak mampu menjawab itu. Saya kira Jokowi tidak mengerti masalah itu,” kata wakil ketua umum Gerindra Fadli Zon, Ahad (22/6) malam.

Hal senada diungkap politisi Akbar Tanjung dan mantan Ketua MK Mahfud MD.

“Ya maaf, mungkin Jokowi tidak begitu menguasai banyak isu nasional terkait persoalan luar negeri. Ketahanan misalnya. Soal Laut China Selatan dia tidak paham betul, padahal itu kan perebutan kepentingan beberapa negara (atas) sumber daya alam di situ,” kata Akbar usai menghadiri debat ketiga antar-kandidat capres, di Jakarta, Ahad (22/6) malam.

“Ditanya Laut China Selatan, karena dia tidak mengerti Laut China Selatan itu ada kasus apa, jawabannya nggak nyambung, malah umum sekali,” kata Mahfud MD usai menghadiri Debat Capres Ketiga di Sunter Jakarta Utara, Ahad (22/6) malam.

Sebelumnya, Jokowi menyatakan tidak ingin ikut campur menangani konflik Laut China Selatan. Jika terpilih sebagai presiden, Jokowi ingin Indonesia tidak terseret pusaran masalah internasioal tanpa memberikan solusi yang jelas.

Jokowi menyampaikan pandangannya itu sebagai jawaban atas lontaran pertanyaan dari Prabowo. Menurut Jokowi, Indonesia tidak terlibat dalam ketegangan antar-negara-negara ASEAN terkait kawasan perairan tersebut.

“Itu urusan negara lain dan negara lain. Tapi kalau kita berperan, juga lebih baik. Tapi kalau kita tidak punya solusi yang benar, proses diplomasi yang kita lakukan tidak bermanfaat, untuk apa kita lakukan?” papar Jokowi.

Mendengar jawaban Jokowi, Prabowo sempat berupaya memperdalam pertanyaan dengan menambahkan informasi bahwa ada wilayah Indonesia yang turut diklaim dalam sengketa tersebut. Namun, Jokowi tetap menyatakan Indonesia tidak perlu ikut campur terlalu dalam pada masalah itu. “Setahu saya, dalam konflik Tiongkok itu, kita sama sekali tidak punya konflik,” ujar Jokowi yang memilih kata ‘Tiongkok’, bukan China, saat merespon klarifikasi dari Prabowo.

Blunder kedua Jokowi mengenai pertahanan dan ketahanan. Jokowi mengatakan ketahanan dan pertahanan adalah untuk merekrut TNI.

Baca Juga

“Ketahanan itu seperti sumber daya air, alam, sedangkan pertahanan itu urusan TNI,” kata Mahfud MD dalam kesempatan yang sama.

Ketiga, Jokowi melakukan blunder tentang penjualan aset Indosat, oleh Megawati Soekarnoputri. Jokowi mengatakan, penjualan aset Indosat karena terjadi krisis, sedangkan krisis saat itu sudah berlalu. Seperti disampaikan Akbar Tandjung, yang dinilai ada kepentingan dan bukan karena ada krisis, karena penjualan Indosat terjadi pada tahun 2001-2002. Sedangkan krisis di Indonesia terjadi pada tahun 1998.

“Jadi sebetulnya nggak relevan krisis alasan utama, karena di balik itu ada kepentingan kan. Jual beli bukan karena dia bayangkan karena ada krisis 98-99, peristiwanya (penjualan Indosat) 2002, Megawati (tahun) 2002,” kata Akbar Tanjung.

Kemudian blunder keempat, soal kemerdekaan Palestina, kemerdekaan Palestina bukanlah program seorang capres, tetapi amanat konstitusi, seperti halnya disampaikan Presiden Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) Anis Matta.

“Membantu kemerdekaan Palestina itu adalah tugas konstitusi kita, bagi siapa yang memimpin pemerintahan. Jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita,” ungkapnya.

Dan blunder kelima Jokowi adalah perihal Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI seperti Tank Leopard dan Anoa. Menurutnya Leopard tidak cocok untuk Indonesia.

“Menurut saya Leopard penting, mengingat wilayah Indonesia yang besar, dalam menjaga pertahanan. Kan itu sudah dikaji oleh pakar-pakarnya. Vietnam saja pada perang terakhir, menggunakan Leopard dari Vietnam. Bukan hanya tank, kita juga perlu jet tempur, helikopter dan kapal selam,” jelas Prabowo dalam debatnya. (Inilah.com)

salam-online

Baca Juga