Prancis Perkenalkan RUU Anti-Jihad

Prancis-Mendagri Bernard Cazeneuve-jpeg.image
Mendagri Bernard Cazeneuve

PARIS (SALAM-ONLINE): Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengungkapkan tentang RUU Anti-Jihad yang ketat pada pertemuan kabinet mingguan, Rabu (9/72014). RUU ini diperkenalkan di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap warga negara Prancis yang bepergian ke luar negeri untuk berjuang di Suriah dan Irak.

“Tujuan dari RUU ini adalah untuk meningkatkan jumlah rintangan yang mencegah mereka yang ingin pergi dan menghentikan mereka untuk benar-benar pergi,” Russia Today mengutip sumber Kementerian Dalam Negeri.

RUU ini menargetkan orang-orang yang bergaul dengan kelompok yang diduga merencanakan atau melancarkan tindakan “terorisme”.

RUU baru ini akan mencegat warga Prancis yang diduga “radikal” untuk bepergian ke Suriah dan untuk menekan rekrutmen online.

Larangan bepergian ke luar negeri akan berlaku selama enam bulan bagi individu yang diduga “radikal” dan akan memberikan hak kepada pihak berwenang untuk menyita dan membatalkan paspor mereka.

Jika mereka yang dicurigai memiliki hubungan kuat dengan jaringan jihad, tetapi masih berhasil meninggalkan negara itu, mereka akan mengeluarkan surat perintah internasional, demikian bunyi RUU itu.

Pembatasan yang termasuk dalam RUU baru ini tidak hanya diterapkan bagi orang dewasa saja, tetapi juga bagi anak-anak, karena otoritas negara itu berusaha keras untuk mencegah kaum muda Muslim Prancis untuk bergabung dengan kelompok jihadis.

Baca Juga

Juga pemerintah dapat menahan dan menginterogasi orang yang “dicurigai bersekongkol dengan jaringan terorisme”, bahkan jika bukti yang ada adalah substansial.

Di bawah RUU baru itu, otoritas Prancis dapat menuntut penyedia layanan internet untuk memblokir akses ke situs-situs “yang memprovokasi tindakan ‘terorisme’ atau memuji mereka”, walau tanpa persetujuan hakim, kata RUU itu.

Para peneliti juga akan diizinkan untuk menggunakan nama samaran di situs-situs “pro-teroris”.

RUU yang ketat itu diperkenalkan saat Prancis dan negara-negara Barat menyatakan keprihatinan yang meningkat terkait warganya yang bepergian ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan kelompok jihad.

“Kami memiliki kewajiban untuk bereaksi karena hampir 800 pemuda terlibat,” kata Cazeneuve

Menteri Prancis ini menambahkan bahwa di antara mereka setidaknya ada 600 warga negara yang sudah berada di Timur Tengah atau berencana untuk pergi ke sana, dan 100 orang telah kembali ke Prancis dari Suriah. (arrahmah.com)

salam-online

Baca Juga