China Gerebek Sekolah Islam, Tangkapi Puluhan Muslim

China-sekolah alquran muslim uighur digrebek-jpeg.imageXINJIANG (SALAM-ONLINE): Pihak berwenang China menggerebek beberapa sekolah Islam di ibukota Kabupaten Urumqi dan menangkap puluhan Muslim. Itu dilakukan sebagai upaya untuk melenyapkan identitas Islam di ujung barat Xinjiang yang dihuni oleh mayoritas Muslim itu.

“China berpikir bahwa orang Uighur yang sangat menjunjung tinggi agama mereka dan menggunakan internet merupakan tantangan terhadap kekuasaan China,” ujar juru bicara Kongres Uighur Dunia Dilxat Raxit, seperti dikutip arrahmah.com dari Reuters, Rabu (17/9/2014).

“Sikap permusuhan China mungkin akan menyebabkan lebih banyak orang Uighur yang kehilangan kebebasan mereka,” tambah Raxit.

Raxit mengungkapkan kekhawatiran yang dihadapi oleh Muslim Uighur di tengah kebijakan otoritas China yang menekan mereka.

Lebih dari 85 orang ditangkap dalam penggerebakan terbaru terhadap beberapa madrasah di Uighur.

Tindakan keras terhadap madrasah di Urumqi bukanlah yang pertama kalinya terjadi selama tahun ini. Pada Agustus lalu, China mengaku bahwa mereka telah “melepaskan” 82 anak-anak dari sekolah Islam.

Xinjiang telah otonom sejak 1955, namun terus menjadi subyek tindakan keras keamanan China secara besar-besaran.

Pada Agustus lalu, penguasa China telah mengeluarkan surat perintah yang melarang Muslim berjenggot, pakaian Islam, jilbab atau niqab untuk menggunakan bus umum di kota Karamay Xinjiang.

Baca Juga

Sebelumnya pada Juli, China telah melarang mahasiswa dan staf pemerintah untuk berpuasa di bulan Ramadhan. China juga mencoba mendesak Muslimah Xinjiang untuk tidak memakai jilbab.

Saat pihak berwenang China melarang madrasah, atau sekolah Islam, kaum Muslimin di Xinjiang telah mengupayakan sekolah bawah tanah agar bisa memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka.

“Hanya dalam mata pelajaran politik ada beberapa bab yang memperkenalkan agama utama di dunia, termasuk di antaranya Islam. Selain itu, tidak ada kelas agama (di Xinjiang),” kata Xiaofeng Chen, juru bicara untuk Save the Children yang berbasis di Beijing dan menjalankan program pendidikan di Xinjiang.

Tindakan keras terbaru terhadap madrasah di Xinjiang dikecam oleh masyarakat Muslim Uighur yang menuduh penguasa China telah menekan praktik agama mereka.

Penguasa telah melarang warga Uighur, terutama perempuan dan para pemuda untuk pergi ke masjid, padahal mereka sangat membutuhkan ilmu agama; sedangkan banyak Muslim yang semakin tua. (arrahmah.com)

salam-online

Baca Juga