JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ritual-ritual yang digelar oleh kelompok Syiah di Indonesia merupakan suatu sarana propaganda ideologis untuk menanamkan kebencian terhadap umat Islam di Indonesia.
“Saya melihat acara-acara Syiah seperti Idhul Ghadir, perayaan Asyuro, ini merupakan suatu sarana propaganda ideologis untuk menanamkan kebencian, seolah menumpahkan kesalahan kepada para sahabat, ke depan ini bisa menjadi alat akumulasi dukungan untuk melakukan revolusi karbala di Indonesia,” ungkap Sekretaris Komisi Dakwah MUI Pusat, Ustadz Fahmi Salim, MA kepada salam-online, Sabtu (24/10).
Menurut Fahmi Salim, terjadinya revolusi Iran adalah dengan memanfaatkan ritual-ritual Asyuro sehingga bisa menggulingkan rezim Iran sebelumnya.
“Orang-orang Syiah banyak memanfaatkan ritual-ritual Syiah untuk menjatuhkan pemerintahan, itu sudah coba dilakukan di Bahrain, Yaman, bisa jadi Indonesia termasuk akan dijadikan seperti itu,”tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa Syiah merupakan ancaman dari segi politik global. Pengaruh Iran dinilai sangat luar biasa dalam menyebarkan paham Syiah.
“Gerakan Syiahisasi semakin massif disebarkan dari Iran, pemahamannya sudah banyak menyebar luas terutama di Indonesia,” jelasnya.
Terkait hubungan politik Indonesia-Iran, Fahmi menilai harus ada pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah.
“Tidak bisa kita menggadaikan Indonesia hanya untuk kepentingan ekonomi investasi dari luar negeri, termasuk dari Cina dan Syiah yang bisa mengganggu keutuhan NKRI, karena mayoritas Muslim di Indonesia adalah ahlusunnah wal jamaah,” terangnya.
Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini mengimbau pemerintah agar tidak membuat langkah-langkah yang blunder ke depannya dengan menginvestasikan konflik.
“Jadi konflik ini bisa diinvestasi, mungkin dia tidak muncul sekarang, tapi 10-20 tahun ke depan,” kata alumnus Al Azhar Mesir ini. (EZ/salam-online)