“Syam Jadi Magnet Besar Kumpulnya Orang-orang Kafir untuk Mengalirkan Darah Kaum Muslimin”
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ada empat kewajiban yang harus dilakukan setiap Muslim kepada Rabb-nya, kata Ustadz Oemar Mita.
“Pertama, ia harus mengerti perkara apa yang Allah cintai, kedua ia harus mengerti perkara apa yang dibenci oleh Allah, ketiga ia harus mengerti siapa orang-orang yang Allah cintai, keempat ia harus mengerti siapa orang-orang yang dibenci oleh Allah,“ ujar relawan kemanusiaan untuk Suriah Ustadz Oermar Mita saat menyampaikan orasinya pada acara Munashoroh Suriah yang bertajuk ‘Negeri Syam Digempur, Umat Islam ke Mana’ di Masjid Al-Furqon DDII, Jakarta, Rabu (14/10).
Ketika membicarakan Syam, lanjutnya, ini termasuk dalam semua yang dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim terkait empat perkara tersebut.
“Ketika kita membicarakan tentang yang Allah cintai bukankah Syam adalah tanah yang Allah cintai di atas tanah Madinah. Ketika kita berbicara tentang perkara apa yang Allah benci, bukankah kita membicarakan kezaliman dan tentang darah kaum Mukminin yang tertumpah, dan Allah membenci darah kaum Mukninin yang tertumpah tanpa hak,“ terang Wakil Ketua Majelis Dakwah Islam Indonesia (MADINA) itu.
Menurutnya, ketika kita berbicara tentang apa yang Allah cintai, bukankah kita mengerti bahwa orang terbaik yang hidup di atas muka bumi di akhir zaman adalah orang-orang Syam. Ketika kita berbicara siapa orang yang paling Allah benci, bukankah kita melihat Syam menjadi magnet yang besar tempat kumpulnya orang-orang kafir untuk mengalirkan darah kaum Muslimin.
“Ini merupakan 4 perkara yang korelasinya sangat kuat, berkaitan tentang rasa cinta kita kepada Allah. Inilah yang menjadikan kita untuk bersatu, bukan hanya memikirkan ibadah sunnah yang kita lakukan. Ini membuktikan sebuah kewajiban yang lebih besar, karena dzikir kita hanya balik kepada diri kita sendiri, tetapi ketika membicarakan tubuh kaum Muslimin adalah membicarakan hal yang sangat besar dan manfaatnya akan kembali kepada orang banyak,“ jelasnya lagi.
Berbicara soal Syam, kata Oemar, tak akan pernah berhenti dan tiada batasnya. Dia bermula tapi tidak ada akhirnya. Pembicaraan Syam adalah pembicaraan nubuwah akhir zaman.
“Sungguh siapkanlah tenaga kita melawan kaum kuffar, inilah yang menjadi kewajiban kita membela umat Islam di Suriah,“ tegas Oemar Mita. (EZ/salam-online)