Turki: “Rusia Bantai Anak-anak, Perempuan dan Orang Tua, Ini Sangat tidak Manusiawi”
ANKARA (SALAM-ONLINE): Serangan Rusia terhadap warga sipil Suriah sangat tidak manusiawi dan bertentangan dengan hati nurani manusia, demikian ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada kantor berita Anadolu, Sabtu (26/12).
“Kami sangat mengutuk pembantaian Rusia terhadap warga sipil, termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua,” kata Cavusoglu, seraya menambahkan bahwa serangan tersebut di daerah warga sipil Suriah kini terjadi hampir setiap hari.
“Serangan ini sangat tidak manusiawi dan bertentangan dengan hati nurani manusia,” ujarnya.
Dia mencontohkan, Rusia melancarkan serangan terhadap warga sipil di Ghouta Timur. Sedikitnya 30 orang terbunuh, termasuk delapan anak, dalam serangan di distrik Hamuriye, dan enam warga sipil meregang nyawa dalam serangan di distrik Irbin, Kamis (24/12) lalu.
Cavusoglu juga mencontohkan, pesawat tempur Rusia membunuh warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak dalam serangan di permukiman dan rumah sakit di kabupaten Azaz di Aleppo Kamis dan Jumat (25/12) lalu. Dalam serangan ini, selain membunuh banyak warga sipil, perempuan dan anak-anak, sejumlah orang mengalami luka-luka parah dan dikirim ke rumah sakit di tenggara provinsi Kilis, Turki.
Dia mencatat, lima orang gugur dan 10 lainnya luka-luka dalam serangan udara Rusia lainnya di Masjid Batul di distrik Zebdiya wilayah oposisi di Aleppo saat shalat Jumat.
“Kami ingin semua pihak, masyarakat internasional, bertanggungjawab, dan harus menghentikan serangan-serangan yang sangat berbahaya ini. Serangan-serangan ini tidak hanya mengancam perdamaian di Suriah, tetapi juga perdamaian di kawasan itu,” kata Cavusoglu.
Sementara Amnesty International yang berbasis di Inggris mencatat untuk pekan ini saja lebih dari 250 warga sipil tewas dalam serangan udara Rusia di Suriah. Laporan ini juga menyebut bahwa pemerintah Rusia sedang berusaha untuk menutupi-nutupi korban dari warga sipil.
Laporan Amnesty International juga menunjukkan militer Rusia telah menggunakan bom cluster ke wilayah sasaran warga sipil yang padat penduduknya. Bom cluster dilarang secara internasional.
Selain itu Amnesty International dalam laporannya mencatat serangan udara Rusia menyebabkan kerusakan yang besar di daerah permukiman seperti rumah, masjid, pasar, sekolah dan rumah sakit. “Ini melanggar hukum kemanusiaan internasional,” demikian Amnesty. (mus)
Sumber: Anadolu