Pesebakbola Thierry Henry: ‘Islam Paling Dekat di Hati Saya’
salam-online.com:Lahir di Paris pada 17 Agustus 1977, Thierry Henry tumbuh di lingkungan yang keras. Namun, distrik Les Ulis Paris tempat Henry tinggal memiliki fasilitas sepak bola yang bagus. Di sanalah potensinya sebagai pemain bola terasah.
Ketika usianya baru enam tahun, Thierry Henry dijadikan anggota klub lokal CO Les Ulis oleh Claude Chezelle. Lima tahun kemudian, Henry bermain dalam pertandingan pertamanya untuk klub tersebut. Pada 1989, Henry bergabung dengan US Palaiseau dan setahun kemudian pindah ke klub Viry-Châtillon setelah ayahnya bersengketa dengan US Palaiseau.
Tahun 1990 Arnold Catalano mengajak Henry bergabung dengan AS Monaco tanpa melalui masa uji coba setelah melihat remaja itu bertanding dan mencetak enam gol hingga timnya menang 6–0. Enam tahun di AS Monaco, Henry kemudian pindah ke klub Serie A Italia Juventus dengan harga £10,5 juta pada 1999.
Di Juventus, Henry tidak bertahan lama. Pada bulan Agustus tahun yang sama, Henry pindah ke Arsenal. Dari sana Henry kemudian berkembang menjadi salah satu pemain sepak bola terbaik dunia.
Banyak yang bertanya apakah Thierry Henry telah mengikrarkan syahadat. Namun, seperti dilansir Republika, Kamis (31/5), ketika memutuskan berpindah keyakinan dan menjadi mualaf, Henry merasa bahwa selalu sangat dekat dengan Islam.
“Saya menganggap Islam sebagai pilihan terbaik untuk saya jika saya ingin percaya pada sebuah agama,” kata penyerang Les Bleus Prancis yang sukses meraih Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 itu.
Menurut Henry, menjadi seorang Muslim itu tidak boleh setengah-setengah. Ia meyakini bahwa Muslim harus mengikuti Al-Qur’an. Karenanya meskipun belum mengikrarkan syahadat, Henry berusaha terlebih dulu untuk meyakini dan mengikuti Al-Qur’an.
“Aku mengikuti semua apa yang diajarkan oleh Al-Qur’an. Ini sebabnya saya anggap Islam yang paling dekat dengan hati saya,” imbuh striker New York Red Bulls tersebut. (IK/Wkp/Rpb/bsb/salam-online.com)