SOLO (salam-online-com): MUI Kota Surakarta (Solo) meminta aparat penegak hukum untuk segera mengusut aktor intelektual dan pelaku anarkisme terhadap Jamaah Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) di Blora.
Demikian salah satu pernyataan sikap yang dikeluarkan MUI kota Surakarta di sebuah Resto di Solo Senin [23/7/2012]. Pernyatakan sikap dibacakan oleh Prof Dr dr H. Zaenal Arifin Adnan, Sp. PD selaku Ketua MUI Solo. MUI Solo telah melakukan investigasi atas penyerangan yang terjadi Jumat malam (13/7/2012) di desa Kamolan Blora Jateng.
Hasil investigasi MUI Kota Surakarta, di antaranya 8 anggota Satgas MTA mengalami luka, 7 mobil rusak parah, panggung dirobohkan lalu dibakar. Pengajian yang mestinya dilakukan hari Sabtu (14/7/2012) itu pun batal.
MUI menilai bahwa serangan terhadap jamaah MTA dilakukan secara terencana dan terorganisir serta dilakukan oleh kelompok masyarakat tertentu.
Pernyataan sikap MUI Solo yang ditandatangani oleh Prof Dr dr H. Zaenal Arifin Adnan, Sp. PD adalah sebagai berikut:
- Serangan tersebut melanggar UUD 1945 pasal 28 E (2)
- Serangan tersebut adalah teror
- Sangat menyesalkan aparat kepolisian yang terkesan membiarkan terjadinya serangan terhadap anggota Satgas MTA dan pengrusakkan fasilitas pengajian sehingga pengajian umum tidak dapat diselenggarakan
- Mendesak kepada aparat penegak hukum agar melakukan penyelidikan dan mengusut dengan tuntas aktor intelektual dan pelaku serangan tersebut, demi tegaknya hukum dan terjaminnya kebebasan masyarakat dalam mengamalkan agama sesuai dengan keyakinan.
Seperti diberitakan, ribuan warga Desa Kamolan, Blora, Jateng menolak rencana MTA menggelar pengajian akbar di desa mereka, Sabtu (14/7/2012) lalu. Warga menganggap MTA sebagai aliran sesat.
Tudingan aliran sesat itu, lantaran ajaran MTA yang, antara lain, tidak membenarkan adanya tahlilan untuk orang yang meninggal. Selama ini acara tahlilan untuk orang yang meninggal dunia sangat melekat bagi masyarakatdi desa itu.
Saat penyerangan terjadi, warga setempat memasang pamflet yang tampaknya sudah disiapkan. Pamflet itu menegaskan untuk mempertahankan tradisi dan budaya—meskipun tak sesuai dengan ajaran Islam?
Maka, atas penyerangan terhadap jamaah MTA Blora ini, MUI kota Surakarta berharap kejadian itu tidak terulang kembali. (endro sudarsono-solo)