JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pembantaian yang dialami Muslim Rohingya di Arakan (Rakhine), Myanmar, ternyata kurang direspons oleh LSM yang peduli dengan HAM. Bahkan bisa dibilang sampai sekarang belum terdengar suaranya. Karena itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta LSM kemanusiaan agar peduli juga terhadap penindasan yang dialami kaum minoritas tersebut.
“Giliran kalau yang menimpa non-Muslim baru cepat bereaksi,” kata Ketua MUI KH Ma’ruf Amin dalam jumpa pers di kantor MUI, Jalan Proklamasi No. 51, Jakarta Pusat, Rabu (25/7/2012).
MUI juga menyesalkan sikap Dewan Keamanan PBB yang tidak pro aktif dalam mengatasi masalah pembantaian etnis Muslim Rohingya. Karenanya, Kiai Ma’ruf meminta pemerintah segera mendesak PBB untuk melakukan langkah konkret terkait masalah ini.
“Melaporkan pemerintah Myanmar ke Dewan Keamanan PBB agar segera mengirimkan pasukan perdamaian untuk melindungi suku Rohingya,” tegasnya.
Desakan MUI kepada lembaga-lembaga kemanusiaan dan PBB cukup beralasan, karena menurut data yang didapat oleh MUI sudah ribuan kaum Muslimin meregang nyawa tanpa pembelaan dari siapapun.
“Sekitar enam ribu kaum Muslimin Rohingnya sudah dibunuh di sana, apalagi pernyataan Presiden Myanmar bahwa etnis Rohingnya bukan asli Myanmar, itu sangat bertentangan dengan sejarah,” ungkap Kiai Ma’ruf. (Salam-Online)