(salam-online.com): Salah satu peristiwa menjelag akhir zaman adalah ditandai dengan munculnya sosok Dajjal.
Sosok Dajjal ini sampai sekarang masih menyisakan misteri. Sebagian orang mencoba menakwilkan bahwa yang dimaksud Dajjal bukanlah sosok manusia melainkan rezim yang menguasai dunia.
Sebagian mereka memaksakan diri untuk membuat cerita Dajjal menjadi masuk akal dengan mengatakan bahwa semua hadits tentang Dajjal memiliki makna kiasan dan simbolis saja.
Namun masalahnya, sekali kita menetapkan bahwa Dajjal yang dimaksud bukanlah sosok makhluk yang sebenarnya, melainkan sebuah simbol kiasan, maka harus dijelaskan pula makna simbol dari sekian banyak hadits itu.
Dan, sekali dianggap kiasan (artinya tokoh ini bukanlah manusia/makhluk hidup) maka semua keterangan tentang sosok Dajjal pun harus dianggap kiasan.
Namun yang benar, Dajjal adalah seorang manusia biasa sebagaimana dalam hadits dikatakan:
“Dajjal adalah seorang pemuda… ” (HR Muslim).
“Dajjal adalah seorang laki-laki yang gemuk …” (HR Bukhari).
Ia (jassasah) berkata, ”Wahai orang-orang pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!,” (HR Muslim).
Dajjal tidak punya anak /keturunan… (H.R. Muslim).
Demikian pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memahami sosok Dajjal itu adalah manusia biasa yang bermata satu. Sampai-sampai Rasulullah sempat curiga dengan sosok Ibnu Qathan, laki-laki yang terlahir cacat dengan mata satu (buta sebelah).
Para sahabat berkata, “Dajjal ini lebih menyerupai Ibnu Qathan seorang laki-laki dari Khuza’ah” (HR Muslim, Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih Ibni Maryam as-Masihid Dajjal Jilid 2 hal 237).
Namun salah satu misteri sosok Dajjal yang terbesar adalah tulisan KAF-FA-RA pada dahinya.
Bagi kelompok yang mentakwilkan Dajjal adalah sebuah ideologi, sistem kekafrian atau rezim sekuler atau organisasi rahasia Yahudi, maka keterangan mengenai tulisan ‘kafir’ atau huruf kaf-fa-ra adalah makna kiasan bahwa sistem ideologi Dajjal adalah ideologi kafir yang anti ad-Din. Sedangkan pernyataan bahwa tulisan tersebut berada di “dahi” adalah lambang dari “pemikiran” atau “ideologi/paham”.
Namun mereka lupa keterangan dalam hadits lain yang menegaskan bahwa tulisan kaf-fa-ra itu benar-benar tulisan yang bisa dibaca oleh manusia yang bisa baca tulis maupun tidak bisa baca tulis.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dan di antara kedua matanya termaktub tulisan ‘kafir’,” (HR Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal Jilid 13 hal 91).
Kemudian Rasulullah mengejanya: “kaf -fa- ra- yang dapat dibaca oleh setiap Muslim,” (HR Muslim Jilid 18: 59].
Dalam satu hadits dari jalur lain yaitu dari Hudzaifah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dapat dibaca oleh setiap orang Mukmin, baik ia tahu tulis baca maupun tidak,” (HR Muslim 18: 61).
Ibnu Hajar Asqolani ketika mensyarah hadits ini berkata, “Tulisan ‘kafir’ ini adalah hakiki, sesuai dengan lahirnya. Tulisan ini dapat diketahui oleh mukmin dengan pandangan matanya, meskipun dia tidak kenal tulis-menulis, dan tidak dapat diketahui oleh kafir sekalipun dia tahu baca tulis. sebagaimana halnya orang mukmin dapat mengetahui bukti-bukti kekuasaan Allah dengan pandangan matanya sedangkan orang kafir tidak mengetahuinya. Maka Allah menciptakan pengetahuan bagi orang mukmin tanpa mengalami proses belajar mengajar. sebab pada zaman itu memang terjadi hal-hal yang luar biasa. [Fathul-Bari Jilid 13 hal 100].
Imam Nawawi berkata, “Pendapat yang dipegang oleh para muhaqiq ialah bahwa tulisan ini nampak secara lahir dan hakiki (sebenamya) sebagai suatu tanda dan alamat yang diciptakan oleh Allah di antara sejumlah alamat atau tanda-tanda yang menunjukkan dengan qath’i akan kekafiran, kebohongan, dan kebatilannya (Dajjal). Dan tanda-tanda ini dinampakkan oleh Allah kepada Muslim yang tahu tulis baca maupun yang tidak tahu tulis baca, dan disembunyikannya untuk orang yang dikehendaki-Nya akan celaka dan terfitnah. Dan hal ini tidak dapat dihalangi sama sekali,” (Syarah Shahih Muslim oleh Imam Nawawi jilid 18 hal 60).
Maka jelaslah di sini bahwa tulisan kafir atau huruf kaf-fa-ra ini bukanlah makna kiasan sebagaimana teori orang yang terpaksa mentakwil seluruh ciri Dajjal karena terlanjur meyakini bahwa Dajjal bukanlah sosok makhluk melainkan sebuah sistem/ideologi/rezim/kekuasaaan atau organisasi rahasia Yahudi.
Perihal huruf KAF – FA – RA di dahi Dajjal. Bisa jadi ia adalah berupa tatoo. Namun penulis lebih cenderung bahwa itu adalah simbol atau emblem di topi baret atau topi tentara. Apa dasarnya dugaan ini?
Sebagaimana diketahui baru-baru ini bahwa Israel telah membentuk Pasukan Elit anti Teroris berupa satu Brigade yang dinamai Brigade Kifr. Brigade Kifr ini terdiri dari gabungan berbagai batalion angkatan Darat, Laut dan Udara.
Salah satu data yang penulis peroleh bahwa Brigade Kifr ini terdiri dari:
- Batalion Levi
- Batalion Lion
- Batalion Nachshon
- Batalion Samson
Maka semua pasukan dan alat perang Brigade Kifr ini menggunakan lambang dengan tulisan “Kifr”. Bisa jadi Dajjal adalah seorang berperawakan tinggi besar berkulit putih kemerahan (ciri khas orang bule) berambut ikal dan dengan mata kanan dan kiri agak cacat, berasal dari Yahudi Georgia, atau Armenia atau Isfahan atau wilayah lain yang dulunya merupakan wilayah Khurasan.
Ia bergabung dengan Brigade Elit Israel ini dan mengenakan seragam serta Topi yang bertuliskan “Kifr” di dahinya.
Anda dapat melihat tulisan KAF-FA-RA, baik yang ditulis dalam huruf latin di pesawat dan tank Brigade KIFR atau dalam huruf IBRANI di helm dan topi baret brigade ini. Maka bukan mustahi Dajjal kelak ketika muncul akan bergabung dan menjadi komandan dari Brigade ini (lihat foto-fotonya).
Tulisan K-F-R dalam huruf ibrani merupakan logo brigade KIFR
Tulisan KIFR dengan huruf Latin pada pesawat Brigade KIFR
(Abu Akmal Mubarok/salam-online.com)