Otoritas Myanmar Tolak Penyelidikan Independen atas Tragedi Rohingya
MYANMAR (salam-online.com): Seorang pejabat Burma menolak seruan seorang utusan PBB untuk melakukan penyelidikan independen terhadap kekerasan sektarian di negara bagian Rakhine barat.
Kelompok-kelompok HAM menuduh pasukan keamanan melakukan pelanggaran semasa pecahnya konflik berdarah antara umat Budha dan Muslim.
Seorang juru bicara pemerintah Burma menolak seruan PBB untuk melakukan “penyelidikan yang kredibel”. Ketua Komite Informasi Kerusuhan Rakhine, Hla Thein, memberitahu VOA Siaran Bahasa Burma bahwa situasi itu adalah urusan internal.
Thein mengatakan, “Saya belum mendengar komentar ini. Itu adalah urusan internal di negara bagian Rakhine.”
Pekan lalu, Human Rights Watch mengatakan pasukan keamanan yang dikirim untuk meredakan konflik itu bertanggung jawab atas tindakan penyiksaan, pemerkosaan dan pembunuhan. Namun pemerintah membantahnya.
Utusan PBB untuk HAM di Myanmar, Tomas Ojea Quintana mengatakan, perlu adanya penyelidikan yang mendesak dan independen.
“Myanmar terus bergulat dengan tantangan HAM serius. Peristiwa di negara bagian Rakhine menunjukkan perlu ditangani demi suksesnya transisi demokrasi dan rekonsiliasi nasional. Situasi HAM di negara bagian Rakhine sangat serius,” ujar Quintana.
Quintana mengatakan menangani perselisihan masa lalu sangat penting bagi transisi demokrasi negara itu.
Ketegangan di kalangan masyarakat Rakhine tetap tinggi meskipun ada banyak pasukan keamanan.
Sumber-sumber lokal mengatakan kepada VOA Siaran Bahasa Burma rumah-rumah warga dibakar hari Minggu di kota Kyauk Taw.
Kekerasan itu telah menuai kecaman dari berbagai kelompok Muslim di Asia. Beberapa kelompok militan bertekad akan melakukan pembalasan.
Media pemerintah Burma sebagian besar menyalahkan minoritas Muslim Rohingya. Mereka menggunakan istilah yang merendahkan kelompok etnis itu dan mencap mereka sebagai “teroris”.
Media myanmar dan pemerintahnya setali tiga uang. Jika medianya tidak independen, begitu pula otoritas Myanmar, menolak penyelidikan independen. Itu lantaran takut kejahatan mereka terbongkar. (fq/eramuslim/salam-online)