SALAM-ONLINE.COM: Unjuk rasa mengutuk dan mengecam penjajah Israel Ahad (18/11/2012) kemarin berlangsung di berbagai negara.
Demo hujan Kutukan dan Kecaman terhadap zionis Israel marak lagi setelah serangan brutal terhadap Gaza, Palestina, kembali dilakukan Israel laknatullah–yang hingga saat ini sudah lebih 60 orang Palestina gugur dan mendekati 700 lainnya luka-luka.
Di Beirut, Libanon, demo mengutuk dan mengecam Israel digelar di depan kantor PBB. Unjuk rasa di Karachi, Pakistan, ditandai dengan pembakaran boneka Presiden AS Barack Obama.
Sementara di Berlin, Jerman, dan di Santiago, Chile, peserta pengunjuk rasa membawa bendera besar Palestina berikut foto-foto korban serangan penjajah Israel.
Di beberapa kota Indonesia seperti Jakarta, Yogya, Solo, Semarang, demo berlangsung dengan heroik: mengutuk dan mengecam Israel. Di Jakarta, demo menyasar Kedubes AS, diikuti ribuan peserta pengunjuk rasa dari berbagai organisasi Islam dan elemen mahasiswa.
‘Mengecam’ dan ‘Mengutuk’, sejak dulu hanya dua kata ini yang bisa diungkapkan, terutama oleh para pemimpin dunia–negara-negara yang, katanya, mendukung Palestina Merdeka.
Jika diperlukan dan Mujahidin Palestina butuh bantuan, untuk mempercepat proses pengembalian tanah Palestina yang dirampas Israel, alangkah indahnya, perbatasan Mesir-Palestina (Rafah-Gaza, misalnya) dibuka seluas-luasnya untuk mempersilakan Mujahidin dari berbagai negara turut serta “menyelesaikan” penjajah Israel ini demi percepatanPalestina Merdeka. Niscaya, dengan izin Allah, Gaza akan jadi “kuburan” Israel laknatullah.
Mujahidin Hamas, Jihad Islam, dan lainnya harus bersatu dan mengonsolidasikan “proyek jihad” percepatan futuh (kemenangan) Palestina ini. Tanpa persatuan, jangan harap kemenangan nyata itu segera diperoleh.
Jadi, tak hanya ‘mengutuk’ dan ‘mengecam’, tapi action dengan tindakan nyata untuk membungkam kesombongan sang penjajah pengecut yang selama ini berbuat seenak dan semaunya.
Sebab, selama penjajah Israel ini dibiarkan menjadi preman di kawasan Timur Tengah, maka kekacauan akan terus berlangsung.
Jangan berharap dari meja perundingan, karena itu hanya permainan musuh-musuh Islam dan kaum Muslimin. Jangan pula berharap dari PBB, karena selama ini, semuanya juga sudah tahu, PBB dan meja perundingan hanya jadi ajang “kentut” musuh-musuh kaum Muslimin. Umat Islam jangan mau terus-terusan “dikentuti” mereka.
Para Mujahidin dari belahan negara lainnya, patut mengonsolidasikan konkret aksi nyata ini dengan Mujahidin yang ada di Palestina, sehingga fitnah tak ada lagi, dan ad-Din serta kemenangan hanya milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman! Allahu Akbar!
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit aqdaamakum…