JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan, kelompok Mujahidin Indonesia Timur secara diam-diam telah melakukan ekspansi ke Papua. Menurut Chaidar, gerakan ini berasal dari kelompok Poso.
“Mereka sudah sampai di Papua,” kata Al Chaidar seperti dikutip okezone, Selasa (25/12/2012) malam.
Chaidar menambahkan, Papua sebenarnya sudah terjamah gerakan ini sejak 2011 lalu. Semula, kata dia, kelompk Mujahidin Poso menjadikan Papua hanya sebagai tempat persembunyian.
Lama-kelamaan, mereka menjadikan wilayah yang diwarnai konflik antara Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan pemerintah ini sebagai basis perjuangan menegakkan syariat Islam.
“Di sana ada konflik bersenjata antara Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan Pemerintah. Situasi konflik ini dianggap kondusif oleh mereka,” terangnya.
Menurut Chaidar, gerakan yang menjamah Papua adalah kelompok Komando Mujahidin Indonesia Timur (KMIT) pimpinan Santoso. Kelompok ini disebut-sebut gabungan dari kekuatan Misbah yang dipimpin Abu Hanifah dan kekuatan Umar Bin Khaththab dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Dua kekuatan ini sangat luar biasa besar. Misbah memiliki kemampuan tempur bagus,” kata Al-Chaidar.
Dia menambahkan, pimpinan KMIT, Santoso, memiliki kemampuan merakit bom dengan daya ledak tinggi (high explossive). Dalam aksinya, Santoso mengambil target pasar, gereja, sekolah, dan pusat-pusat pemerintahan.
“Santoso itu salah satu murid dari doktor Azhari dan dekat dengan Nurdin M Top. Dia juga pernah mengebom rumah calon yang maju di Pilkada,” ungkap Chaidar.
Selain itu, kata Chaidar, Santoso mahir dalam taktik berperang yang diperolehnya langsung dari Kepulauan Mindanao, Filipina. Selain Poso, dia juga disebut-sebut pernah terlibat aktif dalam konflik di Maluku dan sejumlah pengeboman di Makassar. (okezone/salam-online)