JAKARTA (SALAM-ONLINE): Komentar putri mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid soal Peraturan Daerah (Perda) Syariat menjadi perda bermasalah dinilai sangat lucu.
Hal itu lantaran Yenny menyebut data masyarakat yang memakai hijab seperti Arab Saudi tingkat pemerkosaannya lebih tinggi dibanding negara-negara Eropa yang ‘buka-bukaan’–meski data yang diungkap Yenny itu jauh dari valid.
Terkait data statistik tingkat pemerkosaan di suatu negara, Arab Saudi justru berada di tingkat yang jauh sangat kecil dibandingkan negara-negara Eropa yang disebut Yenny “buka-bukaan”. Saudi jutsru berada di urutan 115. (Lihat laman: http://www.nationmaster.com/graph/cri_rap-crime-rapes).
Ustaz Bachtiar Nasir menilai, pegiat Gusdurian itu tidak memahami apa itu syariat Islam. Apa yang diucapkan Yenny Wahid hanyalah omongan ngawur tanpa dasar. Kalaupun ada data, tambah Ustadz Bachtiar, data itu pasti amburadul dan tidak benar-benar hasil penelitian.
“Dia (Yenny Wahid) tidak paham dengan syariat Islam itu apa,” ungkap Bachtiar seperti dikutip republika, Rabu (8/1/2013).
Menurut Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) itu, Yenny tidak mengetahui terdapat sistem yang menjaga lima hal sekaligus, yaitu nyawa, akal, kehormatan, harta dan keturunan manusia. Yang dilihat Yenny dari syariat, kata dia, hanyalah isu kekerasan dan terorisme.
Bachtiar menilai Yenny Wahid hanya mencari sensasi saja mengingat tahun 2013 ini adalah tahun politik. Yenny, kata dia, butuh pencitraan yang lebih agar namanya ikut naik dan dikenal.
Orang-orang yang mengaku Islam seperti Yenny, kata Bachtiar, hanya mau mengakui syariat kalau ada keuntungannya saja. Seandainya tidak ada untungnya, maka orang-orang seperti itu akan menentang syariat habis-habisan.
“Seperti sistem ekonomi syariah dulu juga ditentang, bahkan oleh tokoh-tokoh Islam, sekarang semua menerapkannya,” ujar Bachtiar (ROL)–salam-online