SALAM-ONLINE: Sejumlah partai politik berlomba-lomba merekrut seleb dan aktris sebanyak-banyaknya untuk dijadikan calon anggota legislatif (caleg) dalam rangka mendulang suara. Mereka yakin dengan merekrut caleg dari kalangan seleb dan aktris sebanyak-banyaknya target suara di DPR akan tercapai.
Tak peduli, si seleb dan aktris itu bermutu atau tidak, yang penting popular, dan rakyat akan memilihnya pada saat pemilu berlangsung 2014 mendatang.
Kasihan kebanyakan rakyat Indonesia, terutama mereka yang selama ini mengidolakan dan menggilai-gilai seleb dan aktris yang biasa mereka lihat di televisi. Rakyat kebanyakan disuguhi pilihan caleg yang, jika kita lihat mereka yang direkrut dari kalangan seleb dan aktris ini sudah dapatlah dinilai bagaimana sesungguhnya kualitas dan kemampuan mereka.
Walhasil, sederet nama seleb dan aktris yang mendaftar dan menjadi caleg sejumlah parpol itu hanya mengandalkan popularitas belaka. Jika mereka terpilih melenggang ke Senayan, parpol yang merekrut mereka pun menikmati raihan suara hasil dari popularitas mereka, tanpa peduli dengan kualitas sang caleg.
Ini hanya semakin menambah daftar pembodohan dan pembohongan publik di republik ini, setelah sebagian besar calegnya terpilih lantaran: popular dan punya fulus banyak.
Makin ke sini, alih-alih memberikan pendidikan politik kepada rakyat, malah akrobat mereka kian tak peduli dengan melakukan pembodohan terhadap rakyat. Mereka hanya memikirkan bagaimana caranya suara yang didulang diraih sebanyak-banyaknya tanpa peduli dengan kualitas caleg yang disodorkan kepada rakyat.
Kalau boleh disebut parpol yang hanya mengandalkan caleg dari kalangan orang-orang yang popular dan banyak duit, sesungguhnya kualitasnya 11-12 dengan para caleg yang direkrut dari kalangan seleb dan aktris tersebut.
Maka, jika nanti rumah rakyat di Senayan dihuni oleh orang-orang yang tidak berkualitas, dapat dipastikan kinerja DPR tak lebih bagus dari periode sebelumnya, bahkan bisa lebih buruk lagi.
Demikianlah sistem yang dengannya rakyat dapat dibodohi bahkan ditipu untuk kepentingan mendulang suara sebanyak-banyaknya dengan cara menyodorkan orang-orang popular dan banyak duitnya, meskipun miskin mutu! Pemilu yang kalau boleh disebut tak menghasilkan apa-apa selain perilaku korup dan kebobrokan baru dengan penghamburan uang rakyat yang sedemikian besarnya.
Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS Al-Ahzab 72).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya: “Bagaimana maksud amanat disia-siakan?” Nabi menjawab, “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya,” (HR Bukhari No. 6015).
Negara ini sebelumnya dan sampai sekarang saja sudah hancur-hancuran lantaran tidak mengacu kepada sistem Islam. Negeri ini sebelumnya dan hingga kini saja sudah rusak karena salah pilih orang dan salah urus, apalagi nanti, makin tambah hancur jika kelakuan mereka pemangku republik ini kian kacau dan makin jauh dari nilai-nilai Islam! Na’uudzubillaahi mindzaalik! (salam-online)