Kebohongan Dukun dan Paranormal
SALAM-ONLINE: Assalamu’alaikum wr wb.
Fenomena seseorang yang digelari eyang yang dianggap dermawan dan memiliki ilmu ghaib ternyata menurut mantan murid setianya hanyalah seorang dukun tukang tipu.
Anehnya, kebanyakan penggemar eyang tersebut adalah para pesohor dari kalangan artis, pejabat, politisi, pengacara dan pelaku bisnis, bahkan “ustadz”. Ada fenomena apa di balik peristiwa ini?
Suswadi Antoro – Semarang
Wa’alaikumussalam wr wb.
Fenomena kemusyrikan di tengah masyarakat, khususnya umat Islam, ternyata masih merebak, terutama dilakukan oleh mereka yang menginginkan maslahat keduniaan dengan instan, seperti kekayaan, uang, perhiasan, pangkat, jabatan, kesembuhan, dan popularitas.
Sebab utama dari semua ini adalah kebodohan seseorang tentang siapa Tuhan mereka dan kebodohan mereka perihal ke-Islamnnya.
Akhirnya, bukan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mereka jadikan jalan hidup, melainkan hawa nafsu mereka sendiri.
Di sinilah setan lewat tangan-tangan dukun dan paranormal menjerumuskan mereka ke dalam kemusyrikan yang menghapuskan semua amal ibadah mereka yang telah lalu.
Fenomena lain di balik peristiwa ini adalah lemahnya akal para pemuja mistis perdukunan, cinta dunia, dan lemahnya keimanan kepada yang ghaib menambah lengkap kesesatan seeorang sehingga terperangkap oleh kebohongan tukang sihir dan pemuja setan.
“Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan,” (QS al-Naml: 65).
Pola komunikasi echo effect yaitu gemar mengekspose jika si dukun dapat menyembuhkan atau si paranormal ternyata benar, sementara diam seribu bahasa jika si dukun ternyata bohong atau si paranormal menyesatkan, menjadi fenomena lain.
Fenomena ini mendukung merebaknya praktik perdukunan berkedok pengobatan atau paranormal berkedok orang pintar.
Padahal, hanya Allah saja—dan tidak ada yang lain—yang dapat mendatangkan manfaat dan menjauhkan dari mudharat.
“Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu,” (QS al-An’am: 17).
Dari Abu Abbas Abdullah bin Abbas RA, ia berkata, “Saya pernah berada di belakang Rasulullah saw pada suatu hari. Beliau bersabda, “Wahai anak, saya hendak mengajarimu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu; jagalah Allah, niscaya engkau mendapati-Nya bersamamu; jika engkau meminta, mintalah kepada Allah; jika engkau mengharap pertolongan, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, jika umat manusia bersatu untuk memberi manfaat dengan sesuatu, mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering,” (HR Tirmizi dan Ahmad).
Sedangkan, para Nabi dan Rasul sebagai makhluk yang paling dicintai Allah dibandingkan semua manusia tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudharat, bahkan untuk dirinya sendiri, mana mungkin dukun dan paranormal dapat melakukannya.
Kebodohan terhadap bahaya dan risiko memercayai dukun dan paranormal yang berkedok ustadz, kiai, ajengan, eyang, dan lain-lain juga fenomena yang tampak di balik peristiwa di atas.
Padahal, ibadah mereka akan tertolak dan terhapus akibat keyakinan yang keliru itu. “Barang siapa yang mendatangi tukang ramal, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam,” (HR Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi saw bersabda, “Barang siapa mendatangi dukun atau tukang ramal lalu dia membenarkan apa-apa yang dikatakan, sungguh dia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw,” (HR Ahmad dan Abu Daud).
Kebenaran yang ditampakkan seorang dukun dan paranormal hanya kebenaran semu yang menjebak kaum lemah akal, juga kebaikan yang mereka perintahkan hanyalah jebakan agar orang-orang memercayainya.
Rasulullah telah membongkar kebohongan mereka dalam hadits berikut. Dari Aisyah RA, ia berkata, “Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah tentang dukun-dukun. Rasulullah bersabda kepada mereka, ‘Mereka tidak memiliki kebenaran sedikit pun.’ Lalu mereka berkata lagi, ‘Wahai Rasulullah, terkadang para dukun itu menyampaikan sesuatu dan benar terjadi.’ Rasulullah menjawab, ‘Kalimat yang mereka sampaikan itu datang dari Allah yang telah disambar oleh para jin, lalu para jin itu membisikkan ke telinga wali-walinya (para dukun) sebagaimana berkoteknya ayam dan mereka mencampurnya dengan seratus kedustaan’,” (HR Bukhari dan Muslim, ini lafadz Bukhari).
Semoga kita bisa terhindar dari segala tipu daya para dukun dan tukang sihir yang menyesatkan dan menjerumuskan umat pada kesyirikan. Wallahu a’lam bish shawwab.
Ustadz Bachtiar Nasir (republika online)