Rusia Terus Kirim Senjata Canggih untuk Lindungi Rezim Asad
SALAM-ONLINE: Walaupun majelis umum PBB telah mengeluarkan resolusi untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh penguasa Suriah, namun Rusia tak peduli.
Negeri beruang merah ini terus mengirim berbagai senjata canggih, termasuk misil/rudal guna mendukung rezim Basyar Asad. Ini terungkap dalam keterangan yang disampaikan seorang pejabat Amerika seperti dilansir New York Times (16/5/2013).
Rusia diketahui telah mengirim misil dahsyat yang diberi nama “Yakhonts”, ke Suriah, termasuk perlengkapan radar canggih yang, secara perhitungan manusia, membuat militer Asad semakin efektif menangkal serangan udara yang mungkin dilakukan untuk menggempur ibukota Damaskus.
Tidak seperti rudal “Scud” dan rudal jarak jauh dari darat ke darat lainnya yang selama ini digunakan rezim Asad untuk menggempur Mujahidin, Yakhont adalah rudal anti pesawat udara yang dilengkapi radar canggih sehingga membuat rezim Suriah bisa mencegah serangan udara atau mencegah pengiriman senjata kepada pihak pejuang. Hal ini sejalan dengan pemberlakuan embargo laut dan penerapan zona larangan terbang serta pembatasan penerbangan oleh pemerintah.
“Radar ini membuat rezim semakin mampu mencegah pengiriman senjata oleh pihak asing kepada oposisi dari laut, maupun lebih efektif mengontrol wilayah udara bila ketentuan no-fly zone diterapkan,” kata Nick Brown, seorang kepala editor IHS Jane’s International Defense Review. “Ini benar-benar senjata pembunuh pesawat,” imbuhnya.
Jeffrey White, pengajar dari Washington Institute for Near East Policy yang juga sebelumnya menjabat sebagai pejabat senior intelijen Amerika mengatakan, “Perlengkapan canggih Rusia tersebut akan membuat Barat dan sekutunya tidak bisa mendekati wilayah pantai Suriah, sekaligus hal ini merupakan sinyal komitmen Rusia mendukung pemerintah Suriah.”
Pengiriman senjata cangih Rusia ini terungkap ketika Rusia dan Amerika berencana menyelenggarakan konferensi internasional untuk menghentikan kebrutalan pemerintah Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 80.000 warganya. Konferensi tersebut rencananya diadakan di awal Juni dan dihadiri oleh perwakilan pemerintah Asad serta pihak oposisi.
“Pengiriman persenjataan Rusia ini jelas mengecewakan dan langkah mundur dari usaha transisi kekuasaan yang merupakan solusi terbaik bagi rakyat Suriah, juga bagi kawasan tersebut,” demikian Senator negara bagian Tenesse, Bob Croker mengatakan pada Kamis (16/5/2013) malam.
“Kini semakin mendesak adanya peran dari Amerika untuk mendukung kelompok moderat yang bisa memimpin Suriah menggantikan rezim Assad,” ujarnya lagi.
Sementara Senator Robert Menendez, dari Negara Bagian New Jersey menambahkan, “Rusia memilih mendukung penguasa diktator dan rezim yang bangkrut.”
Ya, jelas, Amerika pun akan mendukung kelompok oposisi moderat. Tak mungkin mendukung Mujahidin yang bersiap-siap menegakkan Islam paska hengkangnya rezim Asad.
Amerika khawatir Mujahidin yang sekarang berdiri di front terdepan dalam perang ini menjadi penguasa baru Suriah. Sesuatu yang ironis jika pihak yang mengusir rezim Asad adalah Mujahidin, tetapi Amerika dan mereka yang tak berkeringat dan bersimbah darah ingin berkuasa atas Suriah. Nehi! (Abu Akmal Mubarok/Salam Online)