Pembantaian di Mesir, Ferry Nur: ‘Rasanya Tak Masuk Akal Orang Lagi Sujud Ditembaki’
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Apa yang terjadi di Mesir saat ini, kata Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA) Ustadz Ferry Nur, adalah gerakan rakyat yang menuntut hak mereka.
“Jadi bukan soal ikhwanul Muslimin atau bukan. Kalaupun ikhwan, ikhwan kan tinggal di mesir, mereka berhak hidup. Dan kita harus ingat sejarah, Ikhwanlah yang melakukan lobi sehingga kemerdekaan Indonesia diakui pertama kali oleh Mesir dan Palestina,” tandas Ustadz Ferry saat konferensi pers yang diselenggarakan oleh Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indoneia (MIUMI) dan AQL Islamic Center di Jakarta, Senin (29/7/2013).
Jadi, lanjutnya, kita berutang budi kepada mereka, berutang budi kepada Ikhwanul Muslimin. Kita adalah bangsa yang beradab, yang pandai berterimakasih. Kita harus tahu berterimakasih. Dalam hadits, ungkap Ustad Ferry, dikatakan, ‘Tidak bersyukur kepada Allah orang-orang yang tak pandai berterimakasih’.
“Belajar dan tengoklah sejarah agar kita menjadi bangsa yang tahu dan pandai berterima kasih,” pintanya.
Ustadz Ferry Nur menyatakan kesedihan yang mendalam atas jatuhnya korban dari kebiadaban yang dilakukan oleh junta militer Mesir terhadap rakyat yang melakukan demo secara damai di bulan Ramadhan ini.
“Bulan yang seharusnya dimuliakan, tapi dikotori oleh pembantaian yang dilakukan junta militer atas rakyat Mesir yang berunjuk rasa secara damai,” kata Ferry Nur .
“Jumat pertama di bulan Ramdhan mereka (militer dan kepolisian Mesir) sudah melakuan penembakan pada jamaah shalat ashar di El-Arish, Sinai,” ungkap Ferry.
Ferry Nur mengatakan, rasanya tak masuk akal kita, orang lagi sujud ditembak sedemikan rupa oleh tentara dan aparat kepolisian Mesir. Kalau yang menembak itu tentara ‘Israel’, itu masih masuk akal, karena, Nabi saja mereka bunuh, seperti Nabi Zakaria, juga bagaimana Nabi muhammad pernah diracun oleh seorang Yahudi, kemudian mereka membunuh Syaikh Ahmad Yasin, Dr Rantisi, dan sebagainya.
“Tapi yang terjadi saat ini yang menembaki dan membantai umat Islam adalah tentara mesir yang notabene berpredikat Muslim, bahkan saat sedang shalat, umat Islam ditembaki,” ujar Ferry.
Menurut Ustadz Ferry Nur, yang jadi sasaran tembak adalah bagian tubuh yang mematikan. Ini bukan tembakan peringatan atau tembakan melumpuhkan, tapi tembakan untuk membunuh. Dan ternyata penembakan berlanjut, saat umat Islam shalat tarawih dan shalat subuh.
“Maka orang bertanya, ini orang Islam atau bukan, ini orang yang memiliki kepercayaan kepada Tuhan apa tidak? Orang-orang yang bersiap-siap mau sahur pun kemarin ditembak, 200 jiwa lebih meregang nyawa dibantai. Di bulan Ramadhan yang mestinya memiliki kepedulian, kepekaan jiwa dan ketulusan hati, justru terjadi pembantaian atas umat Islam di Mesir,” sesalnya.
Frry Nur menegaskan, jika kejahatan ini tidak digaungkan, maka tak mustahil, pembantaian itu akan terus berlangsung. Jika ini terjadi kita patut memertanyakan keimanan kita, sebab, kata Ferry, Rasulullah bersabda, ‘Tidak beriman seseorang di antara kamu jika tidak mencintai orang lain sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri’.” (salam-online)