Untuk Kesekian Kali, Hamas Tolak ‘Satu Meja’ dengan Penjajah ‘Israel’
GAZA (SALAM-ONLINE): Untuk kesesian kalinya, Gerakan perlawanan Palestina, Hamas menolak duduk “satu meja” dengan penjajah “Israel”. Penolakan itu disampaikan setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menyerukan untuk dimulainya kembali pembicaraan damai antara “Israel” dan Otoritas Palestina (OP).
Anggota biro politik gerakan perlawanan Hamas, Ezat Rasyiq menegaskan, pihaknya menolak sama sekali sikap Otoritas Palestina yang kembali ke perundingan sia-sia dengan “Israel”.
Dalam pernyataan yang dilansir pusat infopalestina, Sabtu (20/7/2013) Rasyiq mengatakan, sejumlah perundingan membuktikan kegagalan dan keterpurukan yang dialami bangsa Palestina. Semua itu hanya akan menutupi permukiman dan yahudisasi serta hilangnya hak-hak bangsa Palestina.
Menurut Rasyiq, perundingan tidak akan berperangaruh apapun terhadap bangsa Palestina. Itu lantaran berasal dari luar kesepakatan dan kebersamaan nasional dan justru bertentangan dengan kehendak rakyat Palestina.
Dalam hal ini, Rasyiq mengkhawatirkan slogan damai dan perundingan dengan “Israel” adalah dalam rangka menutupi kejahatan Zionis yang setiap hari mereka lakukan terhadap bangsa dan rakyat Palestina.
Rasyiq meminta Otoritas Palestina di Ramallah dan gerakan Fatah yang masih berilusi pada perundingan sakit dan perdamaian omong kosong untuk kembali mengkaji sikap mereka agar tidak menggadaikan bangsa Palestina.
Dalam kaitan ini, Fauzi Barhum, juru bicara gerakan perlawanan Hamas menegaskan, kembalinya OP ke perundingan bersama “Israel”, itu berarti akan merespon secara riil pemerasan yang dilakukan Amerika dan keinginan jahat “Israel”. Menurutnya, ini merupakan hadiah terbesar bagi pemerintah radikal “Israel”, tetapi bencana bagi bangsa Palestina.
Barhum menambahkan, perundingan merupakan penyempurnaan terhadap mundurnya hak-hak bangsa Palestina berserta prinsip-prinsip mereka. Ia meminta semua pihak membongkar rencana jahat mereka dan menelanjangi niat buruk mereka di depan publik Palestina. “Dan tidak memberikan kesempatan bagi penjajah Zionis untuk menutup-nutupi kejahatanya,” tandasnya.
Hamas menegaskan, pemimpin Otoritas Palestina di Ramallah, Mahmoud Abbas, tak punya hak legal untuk memulai kembali negosiasi dengan “Israel”.
Menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hamas, Ihab al-Ghassin, siapapun yang bernegosiasi namun tidak dipilih oleh rakyat, berarti hanya mewakili dirinya sendiri.
“Rakyat Palestina tak akan menerima proses ini,” tegas Ghassin.
Seperti diberitakan, Menlu AS, John Kerry telah berkunjung ke Timur Tengah enam kali dalam upaya melanjutkan kembali perundingan damai “Israel”-Palestina. Selama ini Hamas tak pernah mau berunding dengan “Israel”, karena tak sudi duduk dengan penjajah, selain menyadari bahwa “Israel” hanya bisa dihadapi dengan bahasa perang. (salam-online, sumber: infopalestina)