Bukti Kuat Keterlibatan Mossad dalam Pembantaian Muslim Mesir
KAIRO (SALAM-ONLINE): Dalam pembantaian sadis terhadap demonstran rakyat pendukung Presiden Mursi oleh rezim teroris Mesir, terdapat indikasi kuat sniper yang berada di atas atap bukanlah tentara reguler, melainkan milisi bayaran atau dalam istilah Mesir disebut Baltagiya.
Milisi Baltagiya ini sangat beragam. Ada yang berasal dari tentara bayaran bekas pendukung mantan diktator Husni Laa Mubarak, juga yang disusupi agen Mossad “Israel”, seperti dirilis nodisinfo.com, Sabtu (17/8/2013).
Sebagaimana beredar luas di YouTube, sosok sniper yang ada di atas gedung memiliki potongan wajah sebagai orang “Israel” ketimbang asli Mesir. Potongan wajah tersebut mirip dengan Ian Chaim Grapel, seorang agen Mossad yang memiliki dua paspor, “Israel” dan Amerika, yang kedapatan melakukan kegiatan mata-mata di Mesir beberapa bulan lalu.
Ian Chaim juga nampak beberapa kali terlibat dalam kegiatan demonstrasi waktu menurunkan diktator Husni Laa Mubarak tahun lalu.
Dalam video amatir yang beredar di YouTube nampak para milisi Baltagiya mengenakan topeng dan topi dengan lambang tertentu menembaki para demonstran dengan senapan mesin. Lambang yang sama juga terdapat di lengan sniper di atas gedung.
Jika menengok kejadian ke belakang, age-agen Mossad sudah kerap terlibat dalam berbagai kejadian di Mesir. Seorang pendemo berjenggot lebat membawa bendera Laa Ilaaha Illallah yang ditangkap polisi ternyata adalah agen Mossad berpaspor “Israel” dan mengenakan jenggot palsu untuk membaur bersama massa Islam. Kasus ini dan foto orang tersebut dirilis oleh kementerian dalam negeri Mesir beberapa waktu lalu.
Agen-agen Mossad ini terlibat memprovokasi massa dan kedapatan menyusup ke dalam massa aktivis Islam maupun massa sekuler dan nasionalis yang menentang Islam.
Dalam bentrokan antara massa pendukung Mursi dan massa pro militer terlibat beberapa agen Yahudi yang memprovokasi dan memanasi massa. Di antaranya adalah Andrew Pochter, yang terbunuh ketika memprovokasi massa menentang kelompok Islam serta agen Mossad yang dihakimi massa dalam kerusuhan di Sedy Gaber Alexandria 28 Juni 2013 lalu.
Tidak musthail peristiwa pembantaian kemarin ini juga melibatkan agen-agen Mossad dan milisi radikal pro “Israel” di dalamnya. Yang jelas indikasi keterlibatan mereka sangat kuat. Bukti-bukti sniper di atas gedung dan tertangkapnya mereka saat sedang memprovokasi menunjukkan keterlibatan itu.
Dalam sejarah diketahui, milisi dan tentara bayaran dari “Israel” adalah salah satu milisi tersadis di dunia. Sejarah mencatat bagaimana milisi Haganah pimpinan Moshe Dayan memiliki reputasi membantai ribuan orang, termasuk orang tua, wanita anak-anak bahkan bayi sekalipun dalam beberapa aksi berdarah. Salah satunya adalah pembantaian di Sabra Satila, Lebanon, 1982. Milisi “Israel”-lah yang memiliki reputasi kekejaman ini.
Jika menengok kembali operasi Lavon Affair, yang dilakukan oleh Mossad dengan sandi rahasia “Susannah” di Mesir pada musim panas tahun 1954, dinas rahasia ini merekrut anggota intelijen militer “Israel” untuk menanam bom di gedung bioskop milik pengusaha Inggris dan perpustakaan American Eductional Center.
Pelaku peledakan bom ini akan dituduhkan kepada Ikhwanul Musllimin dengan tujuan agar rezim Gamal Abdul Nasser ketika itu melibas Ikhwanul Muslimin dan mempengaruhi Inggris agar tetap mempertahankan keberadaan tentaranya di Terusan Suez.
Dalam operasi ini tertangkap agen Mossad bernama Samuel Azar, Yosef Carmon, Victor Levy, Dr Moshe Marzouk, Meir Meyuhas, Robert Dassa, Phillip Nathanson, Marcelle Ninio, Meir Za’afran. Demikian, seperti dilansir middle east web. (Abu Akmal/salam-online)