JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab menegaskan bahwa FPI menolak ajang Miss World yang akan digelar di Indonesia (Jakarta, Bali dan Sentul, Bogor). Karenanya, FPI menunggu ketegasan pemerintah di bawah Presiden SBY, sebagaimana tegasnya Soeharto saat menolak acara sejenis.
Penegasan Habib Rizieq dalam acara Milad FPI ke-15, Ahad (25/8/2013) ini mengulang kisah tegas Soeharto yang juga ia ceritakan sebelumnya pada Jurnalis Islam Bersatu (JITU) saat bersilaturrahim ke markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat.
Silaturrahim pengurus JITU ke markas FPI, Senin (19/8/2013) lalu membahas dan mengungkap banyak hal, di antaranya rencana perhelatan Miss World di Indonesia yang mendapat penentangan dari sejumlah ormas Islam, termasuk FPI.
Menurut Habib Rizieq, diperlukan ketegasan dari pemerintah agar menolak ajang ini. Ia lalu mengisahkan saat Presiden Soeharto menolak acara kontes-kontesan putri Indonesia, termasuk usulan pengiriman putri Indonesia ke ajang miss universe.
“Waktu itu Menteri Pemberdayaan Wanita Mien Sugandi menemui Pak Harto untuk meminta penjelasan soal adanya sekelompok orang untuk meminta agar Indonesia mengirimkan pesertanya dalam ajang Miss World,” kenang Habib Rizieq.
Apa jawaban Soeharto? “Itu bukan budaya kita!” tegasnya. Tak perlu sidang kabinet, kata Habib Rizieq, saat itu juga Soeharto bisa langsung memutuskan. Juga tak perlu SK, cukup beberapa menit Soeharto menjawab pertanyaan itu.
Setelah “Fatwa” singkat Soeharto itu, ujar Habib Rizieq, tak ada lagi pihak yang berani megusulkan membuat acara sejenis atau mengirim putri Indonesia ke program kontes-kontesan kecantikan. Hanya dengan satu kalimat, “Itu bukan budaya kita!”, maka clear-lah…!
Bagaimana saat ini? Tak ada kepedulian, apalagi ketegasan untuk melarang. Mungkin ingin menikmati…dan barangkali menunggu aksi “sejuta umat”, sehingga ajang maksiat dan foya-foya, tak bermartabat dan jauh dari manfaat ini urung dilaksanakan sebagaimana konser Lady Gaga yang gagal itu.
Tampaknya, memang harus begitu. Jika pemerintah tak tegas bahkan membiarkan, maka jangan salahkan kalau umatlah yang akan membuat tegas! (salam-online)