KENDAL (SALAM-ONLINE): “Jika kami mendapat pekerjaan yang lebih baik, kami siap meninggalkan pelacuran.”
Itulah penegasan yang disampaikan oleh Sarjo (bukan nama sebenarnya), koordinator mucikari di lokalisasi Alaska, Desa Gedong, Kecamatan Patean, Kendal.
Pria berkepala cepak ini mengaku tidak akan pernah lupa bahwa dirinya adalah seorang Muslim. Dia sadar ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melarang pemeluknya untuk terlibat dalam bisnis zina.
“Saya juga Islam, saya puasa, saya shalat dan saya tahu ini salah,” katanya kepada Islampos.com, Ahad (28/7/2013).
Namun Sarjo mengaku tidak punya pilihan. Pihak pemerintah dinilai belum memberikan solusi bagi para pekerja seks komersial (PSK) dan para mucikari. Kedatangan pemerintah lebih kepada pemeriksaan kesehatan dan bagi-bagi kondom gratis.
“Kami bekerjasama dengan Depsos dan Depkes. Sebulan sekali ada tes kesehatan dan itu gratis,” ujarnya.
Terkait desakan tokoh masyarakat agar lokalisasi Alaska segera ditutup, Sarjo memaklumi perasaan warga Kendal. Sarjo mengaku sudah pernah melakukan pertemuan dengan berbagai tokoh masyarakat. Sebagian, permintaan tokoh masyarakat dipenuhinya.
“Ya saya terimakasih kepada tokoh masyarakat. Kami mentaatinya,” jelasnya.
Sementara itu, Sumarno, pemilik kamar lokalisasi di Alaska juga menyatakan hal senada. Menjadi mucikari di Alaska terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebetuhan sehari-hari sebagai kepala keluarga.
“Buat biaya anak sekolah Mas,” tandasnya.
Sama seperti Sarjo, Sumarno mengaku siap meninggalkan pekerjaan haram ini jika pemerintah memberikan solusi pekerjaan.
“Pokoknya jika ada jalan keluar dari negara, kami siap melakukannya. Jangan sampai ini ditutup tapi kami tidak dikasih jalan,” pintanya. (Pz/Islampos)
salam-online