SALAM-ONLINE: Pemuda ini bernama Yusuf. Dengan fisik tinggi, wajah tampan dan bersahaja, pria muda yang sebelumnya menjadi anggota pengawal Basyar Asad itu, kini beralih memberikan pengawalan pada relawan kemanusiaan, khususnya dari Indonesia.
Lebih dari itu, Yusuf sekaligus bertindak selaku supir–tentunya bukan supir biasa–yang membawa tim relawan ke tempat-tempat penting di Suriah, khususnya di kawasan Lattakia. Senjata AK-47 yang selalu disandangnya semakin menampakkan kegagahan pemuda lajang taat beribadah ini. Sebagai mantan anggota Paspampres rezim Nushairiyah, Yusuf tentu lebih menonjol melakukan tugas pengawalan untuk tim relawan dari Indonesia seperti HASI ke mana pun perginya.
Kabar tentang Yusuf, Jumat (9/8/2013), membuat wartawan yang tergabung dalam Jurnalis Islam Bersatu (JITU) tersentak dan dilanda haru. Pemuda shalih ini dikabarkan mendapat serangan bom tentara rezim Asad. Dan, dilaporkan dalam kondisi kritis.
Seketika Tim Media Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang dua bulan lalu melakukan perjalanan jurnalistik ke Suriah dan setiap hari, setiap waktu, berinteraksi dengan Yusuf, mengingat kembali akan kebaikan-kebaikan pemuda yang tampak sangat menjaga waktu-waktu shalat ini.
Teringat kembali saat Mujahid muda ini mengibarkan bendera JITU di Suriah, dengan gagahnya. Bendera JITU dipasang dan dikibarknnya di mobil yang dikendarainya. Mobil melaju dan bendera JITU berkibar. Tim Media FIPS yang tergabung dalam JITU, memang dititipi bendera organisasi yang baru lebih setahun itu terbentuk, untuk dikibarkan di Bumi Syam Suriah, seakan ingin turut menjadi ‘saksi’ perjuangan Mujahidin di tanah yang, insya Allah, diberkahi ini.
Seperti dilaporkan Bumisyam.com, Jumat (9/8/2013), sebuah serangan bom menghempaskan mobil ambulans yang dikendarainya. Ia terjepit dalam mobil tersebut. Kondisinya dikabarkan kritis. Tangannya bengkok, sebagian bagian tubuhnya robek, darah bercucuran. Walau berhasil diselamatkan ke rumah sakit lapangan (RSL) kota Salma, Suriah, saat berita ini dibuat, Yusuf belum sadarkan diri.
Tak pernah lepas dari AK-47, tak pernah lepas dari senyum ramah, itulah cerita para relawan Indonesia, Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) dan Tim Media FIPS yang tergabung dalam JITU, tentang sosok pemuda ini.
Yusuf dan Akhlak yang Terpuji
Emriza, salah seorang fotografer Bumisyam.com yang pernah terjun langsung ke Suriah memiliki banyak cerita tentang pria ini. Menurut entrepreneur muda ini, Yusuf memiliki akhlak yang luar biasa. Ketampanan fisik yang dimilikinya insya Allah selaras dengan ketampanan hatinya.
Ia orang yang tawadhu dan amanah. Belum ada satu pun perilaku dia yang dikenang mengecewakan selama mengawal relawan-relawan Indonesia. Dia betul-betul menjaga amanah demi amanah yang dititipkan padanya. Mulai menjaga keselamatan, kesehatan, hingga menjadi petunjuk jalan yang baik bagi relawan Indonesia di Suriah.
“Gue kenal baik orang ini selama di Suriah, dia orang yang sangat baik,” ujar Riza mengenang Yusuf.
Yusuf Ingin Nikahi Korban Perkosaan Tentara Basyar
Ustadz Fahmi Suwaidi salah seorang relawan yang pernah ke Suriah bersama Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) punya catatan sendiri perihal pria lajang ini. Menurutnya, satu kenangan dari Akh Yusuf, Mujahid muda yang belum menikah ini, membuatnya kagum.
Ketika ditanya mengapa ia belum juga menikah, Yusuf menjawab bahwa ia sama dengan lelaki lain tentu akan menikah.
“Tapi wallahi, jika saya tak diambil jadi syahid dalam perang ini, saya ingin menikahi janda Mujahid yang suaminya syahid atau gadis korban perkosaan tentara rezim Basyar,” ujar Yusuf yang sebelumnya “nyangkut” sebagai salah seorang anggota Pasukan Pengamanan Presiden Basyar Al Asad yang kemudian mendapat hidayah dan bergabung dengan Mujahidin.
Dan, kata Ustadz Fahmi, mendengar jawaban Yusuf itu membuat tim relawan Indonesia tercengang. Lalu mengalir pertanyaan kedua, “Kenapa tidak memilih gadis biasa saja?”
“Ya Akhi, kalau gadis biasa pasti ada saja pemuda yang mau menikahinya. Tapi kalau janda dengan tanggungan anak-anak atau gadis korban perkosaan, siapa yang mau? Saya ingin meringankan beban mereka,” jawab Yusuf lagi.
Hari ini, Allah mengabulkan cita-cita Yusuf. Jauh sebelum ia menikahi seorang wanita, ia telah jatuh cinta dengan Jihad. Ia telah memanggul senjata dan bercumbu dengan keindahan bumi jihad di Syam Suriah. Tragedi yang menghantam dirinya kenyataannya bukanlah sebuah musibah.
Jika Allah kehendaki ia mati syahid, maka dia akan mendapatkan bidadari di surga. Namun, jika Allah menakdirkannya terhindar dari kematian saat ini, boleh jadi telah menanti seorang wanita yang diimpikannya tersebut.
“Kami tetap doakan dia selamat terlebih dahulu,” tutur Ustadz Abu Yahya, aktivis kemanusiaan yang pernah ke Suriah. Ya, kita berdoa untuk Yusuf, semoga Allah memberikan yang terbaik bagi pemuda shalih ini.
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar,” (QS At-Taubah: 111).
(bumisyam.com/salam-online)