Wanita Syahidah Korban Kebiadaban Militer Mesir: Mereka Bunuh Kita Saat Sujud
KAIRO (SALAM-ONLINE): Seorang ayah bernama Muhammad Al-Beltagy menangisi putrinya bernama Asma yang gugur sebagai Syahidah, insya Allah. Namun, seperti dilansir Egypt Windows, Rabu (14/8/2013), sang ayah menyatakan akan tetap teguh menentang kebengisan rezim militer Mesir.
Asma adalah seorang gadis berumur 17 tahun, anak dari politisi senior Ikhwanlul Muslimin, Muhammad Al Beltagy. Asmaa Mohammed el-Beltagy, gugur dalam aksi pembantaian yang dilakukan pasukan keamanan, Rabu kemarin, di Nasr City.
Dalam demonstrasi damai menentang kudeta atas Presiden Muhammad Mursi oleh Jenderal As-Sisi ini memang para wanita tidak kalah tegarnya dengan laki-laki. Bahkan dalam berbagai peristiwa mereka lebih berani dari laki-laki. Mereka berani sendirian menghadapi ratusan tentara dan panser tentara Mesir yang hendak menggusur kamp markas demonstran pro Mursi.
Dailymail, Rabu (14/8/2013) mengisahkan seorang perempuan bernama Hoda Saki berumur 24 tahun, guru bahasa Inggris yang hendak menyelamatkan ayahnya yang masih ada di tenda, mengaku ditembaki dengan senapan mesin.
“Dia (ayah saya) memberitahu bahwa tentara menembaki dengan senapan mesin ke arah tenda dan juga melontarkan gas air mata. Padahal di dalam tenda ada wanita dan anak-anak juga tapi tentara tidak peduli,” kata wanita itu. “Dengan mata kepala saya sendiri, saya melihat penembak jitu di atap gedung menembaki orang yang mencoba kembali ke lokasi kamp,” ujarnya.
Sebelum syahid (semoga) Asma sempat menulis puisi di akunnya:
mereka membunuh kita saat ruku dan sujud
berdoalah wahai hamba Allah dalam damai
dalam barisan pasukan seperti gelombang lautan
Sebelum asma, ada seorang gadis 17 tahun bernama Haalah Muhammad Abu Syu’asi yang syahid, semoga, di kota Manshurah. Dalam sebuah demo damai di kota Manshurah 2013 Juli lalu, gerombolan preman bayaran rezim militer pimpinan Jenderal As-Sisi menyerang pawai damai pro Mursi. Haalah termasuk salah satu dari korban yang gugur diserang saat konvoi damai tersebut. Sebelum gugur hari itu, Haalah sempat menulis status di akun facebooknya:
“Cinta kami kepada mati syahid jauh lebih kuat daripada cinta kami kepada hidup. Janganlah kalian menantang kami, mati syahid adalah cita-cita tertinggi kami.”
Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun. “Kami meminta kepada Allah menjadi saudara dan saudari dari para martir yang gugur hari ini, dan kami mengutuk As-Sisi sebagai pelaku kebiadaban. “ (Abu Akmal/salam-online)