IM: ‘Militer Rekayasa Percobaan Pembunuhan Mendagri dengan Bom Mobil”
KAIRO (SALAM-ONLINE): Aliansi Nasional untuk Legitimasi mendukung pernyataan yang menuduh rezim pembantai di Mesir sengaja merekayasa percobaan pembunuhan menteri dalam negeri Mohamed Ibrahim, Kamis (5/9/2013) lalu. Sementara Ikhwanul Muslimin (IM) membuat pernyataan menentang penyerangan menteri Ibrahim dengan bom mobil oleh orang tak dikenal pada Kamis pagi lalu.
IM menekankan bahwa gerakan ini melakukan aksinya secara damai dan menentang penggunaan kekerasan, lansir Egypt Independent, Sabtu (7/9).
Aliansi Nasional untuk Legitimasi memperingatkan bahwa insiden tersebut mungkin adalah skenario yang dirancang rezim kudeta untuk mencoba melegitimasi tindakan mereka melakukan kekerasan terhadap demonstran Agustus lalu.
“Kami menolak segala percobaan pembunuhan pemimpin politik manapun, dan ideologi kami menentang setiap kekerasan dan pembunuhan,” ujar tokoh IM Mamdouh Al-Husseiny kepada Al-Masry Al-Yaum.
Husseiny mengatakan bahwa usaha untuk menuduh IM berada di balik insiden bom mobil tersebut adalah “salah alamat dan tidak dapat diterima” sebagai kelompok yang mengadopsi cara-cara yang damai sejak 80 tahun yang lalu.
Ia menambahkan perlu bukti kuat untuk menuduh Ikhwan berada di balik serangan tersebut. Menurutnya, bukti tersebut bisa saja direkayasa untuk melawan pernyataan IM di berbagai forum bahwa gerakan ini tidak akan menggunakan cara kekerasan.
Sementara itu, Diaa Al-Sawy, pemimpin Aliansi Nasional untuk Legitimasi, menuduh otoritas saat ini terlibat dalam insiden untuk menutupi pembunuhan dan kekerasan militer yang telah lalu dan yang mungkin akan mereka lakukan lagi ke depannya.
Sawy menekankan bahwa pendukung Presiden yang digulingkan militer, Mohammad Mursi tidak akan menggunakan cara kekerasan sejak hari pertama demonstrasi untuk mendukung legitimasinya. Sawy mengatakan, demonstran tak akan melakukan kekerasan, tak peduli dengan tindakan represif yang dilakukan militer yang telah melakukan kudeta secara tidak sah terhadap mereka.
Sawy menyimpulkan kepada Al-Masry Al-Yaum dengan mengatakan, “Kami khawatir insiden ini digunakan sebagai alasan untuk melegitimasi tindakan pembantaian yang mereka lakukan beberapa waktu lalu terhadap demonstran pendukung Presiden Mursi.”
Nampaknya taktik basi dengan cara merekayasa peristiwa untuk memfitnah kelompok Islam sebagai pihak yang melakukan kekerasan masih dipakai oleh militer Mesir sebagaimana dilakukan rezim-rezim diktator di masa lalu. Atau mungkin juga ini sebagai dalih untuk melanjutkan tindakan represif mereka untuk jangka panjang. (Abu Akmal/salam-online).