SRAGEN (SALAM-ONLINE): Jumat pagi (4/10/2013) perwakilan dari Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), MUI Sragen, Kementerian Agama, Kejari dan Sekda Kabupaten Sragen, Kapolers Sragen, Dandim Sragen, Camat Sidoharjo, Kapolsek Sidoharjo, Danramil Sidoharjo dan Gus Anto mengadakan pertemuan di kantor kecamatan Sidoharjo Sragen.
Pertemuan ini adalah sebagai tindak lanjut dari pengakuan bersalah dan taubat dari pimpinan Padepokan Santri Aluwung Sragen Gus Anto di pondok Ustadz Slamet Sragen dan sekretariat LUIS di Masjid Baitusalam Tipes, Solo.
Selanjutnya pertemuan dilakukan di rumah ketua RW VII Bedowo Sidoharjo. Di hadapan perwakilan elemen Islam, Muspida dan Muspika Gus Anto mengakui salah dan bertaubat. “Siapa yang ingin tersesat? Saya ingin bapak-bapak turut membina saya. Saya juga minta maaf kepada semua warga ,” ujar Gus Anto.
Hadir dalam pertemun ini Sekda Sragen Tatag Prabawanto, Camat Tri Saksono, Fakhrudin dari perwakilan Kemenag, Kapolres Sragen AKBP Dhani Hernando, Dandim 0725/Sragen Letkol Inf R Wahyu Sugiarto, Ketua MUI Minanul Azis, Edi Lukito perwakilan LUIS, dan Dzikron mewakili JAT.
Perwakilan Kemenag menjelaskan, bahwa sejak 2006 bangunan ini sudah mendapat rekomendasi menjadi pondok pesantren dan bukan padepokan yang digunakan untuk aktivitas syirik. Maka, warga ingin semua bangunan diratakan dengan tanah. Kemarahan warga bisa ditenangkan oleh Dandim Wahyu sugiyarto dan Ketua MUI Minanul Aziz.
Menanggapi pertaubatan Gus Anto, Ketua MUI meminta aktivitas syirik dihentikan. “Kewajiban kami adalah membina umat,” katanya. Sebagai bentuk keseriusan Gus Anto dalam bertaubat, Sekretaris LUIS Yusuf Suparno meminta Gus Anto sendiri yang menghancurkan bangunan simbol-simbol syirik tersebut. Sekitar jam 10 pagi, Gus Anto yang diantar oleh elemen Muslim, MUI, Kemenag, Muspika, Muspida dan ratusan warga mendatangi Padepokan Santri Aluwung.
Sesampai di tempat Pasujudan, Mushalla tanpa atap, perwakilan Kemenag mendampingi Gus Anto menghancurkan batu tempat sujud/sajadah dari batu. Selanjutnya, gapura yang bertuliskan Padepokan Santri Aluwung dan atapnya dihancurkan dengan sebuah martil. Warga mengucapkan takbir bersahutan. Warga terlihat gembira dan bersyukur atas pembongkaran tempat Pasujudan ini. (endro sudarsono/salam-online)