‘Mimpi Israel Raya’ Sang Menteri Zionis
PALESTINA (SALAM-ONLINE): Menteri Perumahan “Israel”, Uri Ariel, mengatakan bahwa Wilayah Tepi Barat akan di bawah kekuasaan “Israel” selama-lamanya. Padahal wilayahTepi Barat semula merupakan wilayah Yordania dan dicaplok oleh “Israel” pada perang tahun 1967. Middle East Monitor merilis “mimpi” sang menteri Zionis ini, Kamis (3/10).
Dalam tayangan televisi, Uri Ariel juga mengatakan bahwa perbatasan “negara Israel” membentang dari Sungai Yordan sampai ke perbatasan negara-negara Barat. Itu, berarti “Israel” mengklaim Laut Mediterania adalah miliknya.
Ariel mengatakan kepada saluran berita “Israel” bahwa ia menolak pendirian negara lain dan mempertahankan wilayah “Israel” berdasarkan perbatasan tahun 1967, yaitu setelah Zionis “Israel” berhasil mencaplok Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat Sungai Yordan, dan Gurun Sinai dalam perang melawan Arab selama 6 hari saja.
Selanjutnya, Ariel menyatakan bahwa kebijakan kolonial pemukiman ”Israel” ini sesuai dengan “ajaran Taurat” yang ia yakini. Menteri dari partai sayap kanan ekstrem ini berbicara pada acara pembukaan sinagog di wilayah penjajahan “Israel” di Tepi Barat. “Anda adalah orang-orang baik yang mewakili ajaran Taurat,” katanya kepada para pemukim Yahudi yang bersedia tinggal di wilayah tersebut.
Pernyataan ini hanyalah salah satu dari banyak pernyataan rasis dan ekstrem yang dibuat oleh Uri Ariel. Ia mengatakan baru-baru ini bahwa kuil Yahudi harus dibangun tepat di tempat Masjid Al-Aqsha berdiri, dan pembentukan negara Palestina hanyalah “mitos” belaka.
Saat konferensi pers yang diselenggarakan di koloni Shilo di Tepi Barat, Menteri Uri Ariel juga mengatakan bahwa “Israel” telah membangun banyak kuil, tetapi mereka perlu untuk membangun apa yang disebut “candi yang nyata di Temple Mount”, yang merupakan wujud dari Noble Sanctuary Al-Aqsha, dimana saat ini berdiri Masjid Al-Aqsha dan Kubah Batu (Temple Mount).
Mengomentari pernyataan Ariel tentang “Mimpi Israel Raya”nya yang membentang sampai ke laut mediterania, Wakil Ketua Arab di Parlemen “Israel” Knesset, Dr Ahmad Tibi, mengatakan bahwa hal ini menunjukkan ekstremisme dan rasisme masih menjadi arus utama dalam kehidupan publik “Israel”.
Dr Ahmad Tibi, yang juga pemimpin Gerakan Arab untuk Pembaruan, menggambarkan kedua karakteristik ini mengingkari semua norma hukum dan perjanjian. “Ekstremisme ada di bagian paling atas dari piramida politik di ‘Israel’,” ujarnya. (Abu Akmal/salam-online)