Mujahidin Rebut Ladang Minyak Terbesar di Suriah, Rezim Asad Kian Terdesak
SALAM-ONLINE: Kabar keberhasilan Kelompok pejuang Islam Jabhah Nushrah (JN) merebut ladang minyak terbesar di Suriah, Al-Omar, tepatnya di bagian timur provinsi Deir Al-Zour, tentu kian menambah amunisi Mujahidin dalam melawan rezim kafir Basyar Asad.
Sebaliknya, dengan hilangnya ladang minyak terbesar itu, rezim Asad akan menambah daftar kerugiannya. Bahkan dilaporkan, dengan direbutnya ladang minyak Al-Omar ini, memaksa militer pro rezim untuk mengandalkan sepenuhnya minyak impor dalam kampanye menghancurkan kelompok pejuang.
Menurut Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdelrahman, seperti dilansir Reuters, Sabtu (23/11), dengan direbutnya ladang minyak Al-Omar berarti “hampir semua” cadangan minyak Suriah sekarang berada di tangan kelompok pejuang Jabhah Nushrah.
Kian bertambahnya cadangan minyak yang dikuasai Mujahidin, membuat Basyar Asad makin terdesak. Selain kehilangan ladang-ladang minyak, rezim Asad juga kewalahan menghadapi serangan Mujahidin. Banyak wilayah yang berhasil direbut Mujhidin, menyebabkan ruang gerak tentara rezim kian menyempit.
Maka, andai tak ada bantuan Iran, milisi Syiah “Hizbullah” Libanon dan Irak, rezim Asad sudah sejak awal tumbang. Bantuan senjata dan tentara dari Iran dna pemerintah Syiah Irak, milisi “Hizbullah”—bahkan senjata dari Rusia—membuat rezim Asad bertahan.
Namun dengan persatuan Mujahidin dan semangat Islam, rezim Syiah Nushairiyah yang dibantu Syiah Iran, Syiah Irak, Syiah “Hizbullah”, Rusia, dan lainnya, itu cepat atau lambat, dengan izin Allah, akan tumbang. Selanjutnya, sebagaimana rencana dan tekad Mujahidin, perjuangan akan berlanjut “membebaskan negeri-negeri Islam yang dikuasai para penguasa (penjajah) yang tak memerintah berdasarkan Islam hingga pembebasan Masjid Al Aqsha/Palestina dari penjajah Zionis”. (salam-online)