SALAM-ONLINE: Entah apa yang ada di benak, hati dan pikiran pasukan penjajah salibis AS ini saat membombardir warga sipil di Suriah dan Irak. Pada serangan pertama, Selasa (23/9), AS dan sekutu Arabnya, yang katanya menyerang ISIS, tapi justru menggempur warga sipil dan lima markas kelompok jihad di Suriah yang selama ini memerangi pasukan Basyar Asad.
Dan, Selasa (7/10) kemarin, AS dan koalisi Arabnya menyatakan mengerahkan pesawat ke Irak untuk mengebom ISIS, tapi nyatanya mereka menjatuhkan bom di sebuah pasar dan bangunan apartemen warga sipil.
Dalam gempuran AS dan koalisinya itu, 22 warga sipil meninggal seketika, dan 43 lainnya mengalami luka parah. Ini adalah korban sipil terbesar dalam pengeboman terhadap ISIS.
Menurut situs antiwar.com, pesawat tempur AS yang seharusnya mengebom bangunan di ujung jalan, tempat dimana sejumlah petinggi ISIS di Provinsi Anbar sedang mengadakan pertemuan, tapi justru mengalihkan serangannya ke sasaran lain yang mengenai banyak warga sipil.
Itu pula yang terjadi sebelumnya saat AS dan sekutu Arabnya gembar-gembor akan menyerang ISIS, namun sasaran korbannya justru warga sipil dan kelompok jihad di Suriah yang selama ini fokus mengarahkan gempurannya kepada rezim Syiah Nushairiyah Suriah pimpinan Basyar Asad.
Koresponden Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Shakirullah, di Suriah mengabarkan, setidaknya lebih 20 orang gugur dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan pertama AS dan lima sekutu Arabnya ke Suriah pada 23 September lalu itu.
Maka, warga Suriah pun berang. Rakyat Suriah menolak keterlibatan Amerika dan sekutu Arabnya di negara mereka. Koreponden JITU, yang dalam beberapa hari setelah serangan Amerika dan sekutunya, Selasa (23/9) lalu, menyusuri beberapa kawasan, merekam suara jeritan rakyat.
Di wilayah Maarat Nouman, Kafr Nabel, Sarmada, dan lainnya, semua warga menyatakan penolakannya campur tangan Amerika dan sekutu Arabnya yang hanya merugikan rakyat Suriah.
“Setelah lebih 3 tahun kami dibantai Basyar Asad dan aliansi Syiahnya, kalian (AS dan sekutunya) malah datang untuk menambah pembantaian terhadap kami,” kata salah seorang warga.
“Satu roket pun tidak kalian tembakkan ke arah pasukan Basyar yang membunuhi kami, tapi malah kalian menggempur kami,” serunya jengkel.
Sementara di utara Irak, warga sipil yang menjadi korban pengeboman AS dan sekutunya berjumlah tujuh orang. Tak ada korban dari pihak ISIS, karena sebelum AS dan koalisinya menggempur, ISIS sudah mengosongkan tempat itu.
Di Kobane, utara Suriah, yang dikenal sebagai kota komunitas suku Kurdi, AS dan sekutunya tak berdaya menghadapi perlawanan ISIS.
Gempuran militer AS dan koalisinya ditambah bantuan pasukan Kurdi terhadap ISIS, gagal. Serangan-serangan AS dan koalisinya terhadap ISIS di kota ini pun dinilai tak efektif.
Sempat terpukul mundur, ISIS kembali berhasil menguasai kota strategis itu, Senin (6/10) lalu.
Lantas, untuk apa dan siapa penjajah salibis AS dan sekutu Arabnya berperang di Suriah dan Irak? Selain warga sipil, pasukan AS dan koalisinya juga menggempur kelompok-kelompok jihad lainnya di Suriah. Karena itulah, Komandan Senior Militer Jabhah Nushrah menegaskan, AS dan koalisi Arabnya ingin menyerang semua kelompok jihad. ISIS hanyalah pembuka jalan dan dalih bagi AS dan sekutunya untuk bercokol di Suriah dan Irak.
Jadi, itulah sebabnya AS dan sekutunya tak menyerang pasukan rezim Asad. Target dan sasaran utama mereka adalah kelompok-kelompok jihad di Suriah dan Irak, yang dikhawatirkan jika berhasil menumbangkan rezim Asad, akan mendirikan Daulah Islam di Suriah. Dan jika itu terjadi, target-target Mujahidin berikutnya tak berhenti sebatas Suriah. Itu yang ditakuti AS dan sekutu Arabnya.