SALAM-ONLINE: Judul di atas bukan mengada-ada, tapi kenyataan yang kita lihat dan saksikan hari ini. Untuk belasan orang yang terbunuh, para ‘pemimpin dunia’ berkumpul menggalang solidaritas di Paris, Prancis, Ahad (11/1) kemarin. Bahkan pemimpin negara Muslim pun ikut larut dalam aksi pawai dukungan terhadap para peleceh Islam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dieksekusi mati oleh penyerangnya di kantor majalah itu, Charlie Hedbo, Rabu (7/1) lalu.
Paradoks! Satu kata ini cukup untuk mengungkap kelakuan mereka yang disebut sebagai para ‘pemimpin dunia’ itu. Lebih dari 40 ‘pemimpin dunia’ diberitakan mengikuti aksi solidaritas bersama ratusan ribu–beberapa media menyebutnya satu jutaan–massa itu. Selain tuan rumah, presiden dan perdana menteri Prancis, juga ada Perdana Menteri Italia, PM Inggris, Kanselir Jerman, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, PM penjajah Zionis Benjamin Netanyahu, dan lainnya. Mereka bergandengan tangan, seakan saling menguatkan.
Paradoks! Mahmoud Abbas ‘satu aksi bersama’ dengan pemimpin Zionis yang menjajah Palestina. Bisa-bisanya dia bersama pemimpin penjajah negerinya yang baru beberapa bulan lalu membantai ribuan rakyat Palestina, khususnya di Gaza. Bagaimana perasaan Abbas, atau dia memang sudah hilang rasa ketika bersama-sama pembunuh rakyatnya.
Paradoks! Kehebohan yang luar biasa. Hanya lantaran belasan yang dibunuh, sementara ratusan ribu umat Islam yang dibantai, di Suriah, Palestina, Myanmar, Afrika Tengah, Mesir, Irak, dan lainnya, mereka semua gagap, kegigit lidah, kalau tak bisa dibilang bungkam sejuta bahasa! Pernahkah mereka, para begundal, yang disebut sebagai ‘pemimpin dunia’ itu berkumpul untuk menggalang solidaritas pembantaian ratusan ribu Muslim?
Paradoks! Tak ada hak asasi manusia (HAM), lantaran yang dibunuhi adalah Muslim. Apa peran mereka ketika Muslim Afrika Tengah dibantai? Mana suara mereka saat preman Mesir Al-Sisi dengan enaknya mengeluarkan perintah biadab untuk menyemburkan darah Muslim? Ke mana mata mereka dipalingkan saat ribuan bahkan ratusan ribu Muslim Suriah terlantar dan dibantai rezim jahat Syiah Nushariyah pimpinan Basyar Asad?
Paradoks! Di mana otak mereka ketika penjajah Zionis menggempur dan memorakporandakan Gaza, serta melahirkan banyak yatim-piatu, lantaran para orang tua dari anak-anak itu harus menutup mata untuk selamanya? Mana wajah mereka di kala Muslim Rohingya tertatih-tatih dan terlantar menanggung penderitaan yang teramat parah, terusir dari tanah air mereka sendiri, akibat pembersihan etnis yang dilancarkan penguasa dan ekstremis Budhis Myanmar? Ke mana nurani mereka ketika penguasa Cina mengekang dan melarang Muslim Uighur melaksanakan syariat Islam?
Paradoks! 12 yang dibunuh, heboh! Ratusan ribu Muslim dibantai, bungkam! (*)