Parlemen Yaman Tunda Sidang Darurat Bahas Pengunduran Diri Presiden
SANAA (SALAM-ONLINE): Parlemen Yaman menunda sesi sidang darurat yang rencananya membahas pengunduran diri Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi. Seperti diberitakan, Hadi mundur sebagai presiden pekan lalu setelah menghadapi kenyataan pemberontak Syiah Houtsi ingkar untuk melaksanakan kesepakatan yang telah dituangkan.
Belum jelas kapan tanggal sidang diputuskan, demikian kantor berita milik pemerintah, yang saat ini di bawah kendali Syiah Houtsi, mewartakan.
“Pimpinan DPR telah memutuskan untuk menunda sidang darurat yang dijadwalkan Ahad (25/1), untuk tanggal pastinya akan ditentukan kemudian,” kata kantor berita milik pemerintah Yaman, Saba, seperti dikutip Anadolu Agency (AA), Ahad (25/1).
Sidang darurat yang ditunda itu rencananya adalah untuk mempertimbangkan pengunduran diri Hadi pada Kamis (22/1) lalu menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Khaled Bahah, di tengah meningkatnya bentrokan antara pasukan keamanan pemerintah dengan pemberontak Syiah Houtsi.
Fouad Wakid, yang memimpin blok parlemen selatan, mengatakan kepada AA bahwa blok itu telah “memutuskan menangguhkan kehadiran mereka dalam perkembangan terakhir, pengunduran diri presiden dan pemerintah, serta penculikan Kepala Staf Kepresidenan, Ahmad Awad bin Mubarak, yang dilakukan oleh Syiah Houtsi”.
“Perkembangan ini memperkuat posisi blok mengenai suspensi, dan kami tidak akan menghadiri sesi Ahad untuk mempertimbangkan pengunduran diri Presiden Hadi,” kata Wakid.
Sumber parlemen yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada AA bahwa penundaan sesi ini dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi negosiasi lebih lanjut antara semua faksi untuk mencapai solusi politik.
Sebuah inisiatif yang dipimpin oleh Partai Sosialis Yaman dan utusan PBB untuk Yaman Jamal Benomar akan mencoba meyakinkan Hadi agar membatalkan pengunduran dirinya dan mulai melaksanakan perjanjian yang ditandatangani, kata beberapa sumber.
Sebuah inisiatif kedua, Houtsi mengusulkan membentuk dewan kepresidenan. Tetapi usul ini ditentang oleh Jenderal Kongres Rakyat yang dipimpin oleh mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Pemberontak Houtsi yang beraliran Syiah muncul sebagai kekuatan politik dan militer di Yaman ketika mereka memegang kendali ibu kota Sanaa sejak September 2014 sebelum pindah untuk membangun kontrol atas bagian lain dari Yaman.
Selama beberapa hari terakhir, Sanaa telah diguncang oleh bentrokan mematikan antara pemberontak Houtsi dengan unit pengawal presiden.
Adanya Syiah Houtsi telah mendorong munculnya kelompok Islam lokal dan Al-Qaidah Semenanjung Arab (AQAP).
Yaman dalam pergolakan dan kekacauan sejak Ali Abdullah Saleh mengundurkan diri sebagai presiden pada 2012 di bawah tekanan dan pemberontakan. (Anadolu/salam)