Sekolah Yusuf Islam Galang Dana untuk Korban Tsunami Aceh
LONDON (SALAM-ONLINE): Pelajar sekolah menengah atas Brondesbury College London yang didirikan seniman Inggris Cat Stevens—yang setelah masuk Islam mengganti namanya menjadi Yusuf Islam—menggelar acara malam dana untuk para korban tsunami Aceh.
Pada acara malam dana di sekolah yang terletak di daerah London Borough of Brent, London, dan dihadiri Dutabesar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Hamzah Thayeb, terkumpul dana 44.000 Pounsterling, ujar Charity Administrator, Rahim Kane kepada Antara, Senin (4/1).
Dia mengatakan acara yang digelar yayasan Small Kindness bentukan pelantun Father and Son, Wild World, Peace Train, Moonshadow dan Morning Has Broken itu akan disumbangkan untuk anak-anak yatim dan keluarga di Banda Aceh yang terkena bencana tsunami 2004 dan sekaligus memperingati 10 tahun tsunami.
Menurut Rahim Kane, melalui yayasan Small Kindness, Yusuf Islam juga mengunjungi Aceh pada 2005 untuk membuka kantor lokal amal dan merekam serta merilis lagu baru, Samudera Hindia, untuk mengumpulkan dana bagi korban tsunami Aceh.
Dubes Hamzah Thayeb mengapresiasi inisiatif para pelajar Brondesbury College dan Small Kindness ini. “Saya sangat menghargai usaha yang dilakukan Yusuf Islam yang datang ke Aceh sebulan setelah bencana stunami dan ikut membantu para korban serta membuka kantor di Aceh pada tahun 2005,” ujar Hamzah.
Hamzah yang berayah seorang Aceh dan lahir di Peureulak itu menilai sekecil apa pun bantuan, sangat berharga khususnya untuk pendidikan anak-anak Aceh.
Malam dana ini juga menampilkan pesan video dari anak-anak yatim Aceh yang mengungkapkan harapan dan aspirasi mereka untuk masa depan.
Small Kindness tidak saja memberikan bantuan untuk anak anak di Aceh Indonesia tetapi juga memberikan bantuan di seluruh dunia seperti bantuan kepada anak yatim, janda, keluarga dan siswa di Bosnia Herzegovina, Kosovo, dan Serbia.
“Kami juga mengkhususkan diri dalam program jangka panjang dengan membantu anak-anak yang telah menyelesaikan sekolah dengan mencarikan pekerjaan,” kata Rahim Kane. (Antara)