Enam Kota di Indonesia Ini Larang Perayaan Valentine
SALAM-ONLINE: Hari Valentine’s Day setiap tahunnya dirayakan oleh, terutama anak-anak muda, padahal itu adalah budaya sesat barat yang tujuannya merusak generasi penerus bangsa. Tak ada manfaatnya budaya kacau ini, selain memicu pergaulan bebas dan merusak generasi muda khususnya dan menambah daftar dosa yang menyeret pada azab neraka kelak.
Beruntung, Indonesia memiliki cukup banyak pemimpin di daerah yang menyadari hal ini. Setidaknya ada enam wali kota, sebagaimana dilansir di sejumlah media online dan dihimpun Bersamadakwah.net, yang telah melarang perayaan valentine di kotanya masing-masing.
Bekasi
Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu menyebar surat edaran yang ditujukan kepada kepala SMP, SMA, dan SMK yang ada di Kota Bekasi. Isinya melarang para siswa melakukan perayaan hari Valentine atau “hari kasih sayang” yang jatuh pada Sabtu (14/2) ini.
“Melarang kegiatan siswa merayakan hari kasih sayang atau kegiatan lainnya yang tidak sesuai atau mencerminkan karakter atau budaya bangsa,” demikian salah satu poin dalam surat edaran yang ditandatangani Wakil Wali Kota dari PKS ini dengan tembusan pada Wali Kota Rahmat Effendi, sebagaimana dikutip Kompas.com, Jumat (13/2).
Surat edaran ini baru diterbitkan pada Jumat (13/2/2015) kemarin.
Surabaya
Tri Rismaharini yang baru saja terpilih sebagai juara tiga walikota terbaik di dunia ini dikenal sebagai walikota yang sukses memajukan kota Surabaya dan peduli dengan penyelamatan moral warganya. Di antara prestasinya yang gemilang adalah berhasil menutup Dolly, prostitusi terbesar di Asia Tenggara, tanpa gejolak yang berarti.
Pada 12 Februari 2015, secara resmi pemkot Surabaya menerbitkan surat larangan perayaan valentine. Surat yang ditujukan kepada kepala sekolah se-Surabaya itu memperingatkan agar tidak ada pelajar yang merayakan valentine baik di dalam maupun di luar sekolah.
Padang
Pada hari yang sama, Kamis (12/2/2015), Mahyeldi Ansarullah juga melarang warganya untuk tidak merayakan hari valentine. Wali Kota dari PKS ini sebelumnya telah berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) dan sejumlah pihak terkait. Menurutnya, hari valentine tidak sesuai dengan budaya timur dan banyak bermuatan negatif.
“Tidak ada yang namanya Valentine Day di Kota Padang. Hari kasih sayang dalam Islam adalah sepanjang waktu,” tegasnya.
Payakumbuh
Pemerintah Kota Payakumbuh mengeluarkan surat edaran tentang larangan merayakan hari valentine’s Day, Jumat (13/2) kemarin.
“Sesuai dengan adat dan budaya yang berlaku di Minangkabau, yaitu Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Syara’ Mangato Adat Mamakai, dengan kata lain adat dan budaya Minangkabau berdasarkan ajaran Islam bahwa konsep kasih sayang yang terkandung dalam alentine’s day sangat bertentangan dengan adat dan budaya Minangkabau serta melanggar akidah umat Islam,” demikian poin nomor 1 pada surat edaran tersebut.
Selanjutnya, poin nomor dua pada surat edaran dengan nomor surat 451/95/SE/WK-PYK/2015 itu menerangkan, bahwa dalam Islam tidak ada hari tertentu untuk merayakan kasih sayang.
“Islam sangat menitikberatkan soal kasih sayang dan setiap hari di dalam Islam adalah hari kasih sayang.”
Terakhir, dalam surat itu tertulis, ajakan kepada masyarakat Payakumbuh untuk mencegah dan melarang siapapun yang ikut-ikutan merayakan Valentine’s Day.
Banda Aceh
Illiza Sa’aduddin Djamal juga mengeluarkan seruan agar tidak merayakan Valentine Day dalam bentuk apapun. Wali Kota dari PPP ini menegaskan, perayaan Valentine Day bertentangan dengan Syariat Islam.
Menurut Humas Setda Banda Aceh, seruan tersebut akan dikirim ke sekolah-sekolah pada Jum’at, 13 Februari 2015. Selain itu, seruan juga dikirim ke masjid untuk menjadi bahan khutbah Jum’at.
Makassar
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, pada Selasa (10/2/2015) telah melarang perayaan Valentine bagi warganya. Ia juga melarang penjualan suvenir Valentine. Menurutnya, Valentine mengajak kepada kesesatan dan mengarahkan pada perbuatan asusila.
“Saya melarang perayaan, termasuk penjualan suvenir-suvenir Valentine yang bergambar love atau hati,” tegasnya.
Untuk memastikan tidak ada perayaan Valentine di Makassar, pihaknya akan menggelar sidak pada 14 Februari, hari ini.
Depok
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail telah melarang perayaan Valentine sejak beberapa tahun yang lalu. Hal itu dilakukannya sebagai salah satu upaya mengantisipasi terjadinya ‘pergaulan bebas’ di kalangan remaja. Larangan itu mendapat dukungan dari berbagai pihak, antara lain Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Depok, dan Front Pembela Islam (FPI) Depok.
Tahun lalu, sejumlah kota seperti Mataram, dan lannya juga telah melarang perayaan budaya kacau ini. Masih banyak lagi kota yang melarang perayaan yang tujuannya merusak generasi muda itu. Semoga kota yang belum mengeluarkan larangan, segera mengikuti jejak kota-kota yang sudah berupaya menyelamatkan warganya dari budaya yang mengajak pada azab neraka itu. (Ibnu K/bersamadakwah/Kompas.com)
salam-online