Selain Pembantaian terhadap Muslim, Hampir 436 Masjid di Afrika Tengah Dihancurkan
SALAM-ONLINE: Selain pembantaian terhadap Muslim, terungkap dari 436 jumlah masjid di Republik Afrika Tengah, hampir semuanya telah dihancurkan oleh kebrutalan milisi salibis. Demikian diungkap Duta Besar AS untuk PBB Samantha Power, Selasa (17/3), seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (18/3). Power mengatakan, bahwa kerusakan di negara itu “sangat parah” dan “ mengerikan”.
Power berbicara kepada wartawan setelah kunjungan Dewan Keamanan pekan lalu ke Afrika Tengah. Dia menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan kekosongan keamanan di waktu mendatang, karena pasukan Uni Eropa dan Prancis menarik diri. Sementara penjaga perdamaian PBB masih belum mendatangkan pasukan dengan kekuatan penuh.
Setidaknya 5.000 orang telah tewas sejak kekerasan dan pembantaian di Republik Afrika Tengah itu dimulai pada Desember 2013. Hampir 1 juta dari negara berpenduduk 4,5 juta itu telah mengungsi. Mayoritas mereka yang mengungsi atau melarikan diri itu adalah warga Muslim.
Power mengatakan 417 masjid di negara itu telah hancur. Dia mengunjungi satu komunitas Muslim yang tersisa di ibukota Bangui, dan menggambarkan penduduk tersebut “diliputi ketakutan”.
Sejumlah wanita Muslim yang mengenakan cadar takut bepergian ke luar rumah. Mereka memilih untuk melahirkan di rumah, bukan rumah sakit, kata Power.
Pasukan penjaga perdamaian PBB, pasukan Prancis dan operasi militer Uni Eropa telah mencoba untuk menghentikan kekerasan. Tapi, Power mengatakan, sejak kunjungan DK PBB, kekuatan Uni Eropa sekitar 750 tentara itu telah menarik diri Republik Afrika Tengah pada akhir pekan lalu.
Sementara itu, pasukan Prancis telah mengumumkan “penarikan substansial” pada akhir tahun ini. Perancis telah mengirim 2.000 tentara ke bekas koloninya. “Itu penarikan yang sangat besar,” katanya.
“Pasukan penjaga perdamaian PBB saat ini hanya sekitar 80 persen dari kekuatan yang direncanakan sekitar 10.000 tentara,” kata Power. Sekjen PBB Ban Ki-Moon bulan lalu meminta tambahan 1000 tentara dari pasukan penjaga perdamaian.
Power menyatakan, pasukan gabungan telah “menghindari skenario terburuk”, tetapi kelompok bersenjata tetap berkeliaran dan mengancam keamanan. Power menyebut perlucutan senjata saat ini adalah “prioritas besar” bagi DK PBB. Power juga menegaskan, bahwa perlucutan senjata adalah “prioritas besar”.
Sumber: Al Arabiya
salam-online