Pejuang Anti Pemberontak Syiah Houthi Capai Kemajuan di Yaman Selatan
ADEN (SALAM-ONLINE): Para pejuang yang setia kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi menguasai sekitar 10 desa di bagian selatan setelah merebutnya dari pemberontak Syiah Houthi pada Selasa (4/8). Pasukan pejuang memanfaatkan momentum dalam ofensif mereka sehari setelah merebut pangkalan udara terbesar di negara itu, kata sumber-sumber.
Bentrokan-bentrokan terjadi di Provinsi Lahj, di bagian selatan Yaman, yang sebagian besar sekarang kembali di bawah kekuasaan pasukan loyalis dukungan Arab Saudi, lapor Reuters.
Milisi-milisi pendukung Presiden Hadi, yang melarikan diri ke Arab Saudi pada Maret, dan satuan-satuan tentara yang dilatih dan dipersenjatai oleh negara-negara Arab di Teluk telah membuat kemajuan melawan pemberontak Syiah Houthi dukungan Iran dalam beberapa pekan.
Didukung oleh serangan-serangan udara Saudi, mereka mengusir para pemberontak Syiah Houthi dari kota pelabuhan Aden bulan lalu. Pasukan kemudian bergerak ke arah utara dan mengambil alih pangkalan udara Al-Anad dari pemberontak Syiah Houthi pada Senin (3/8) setelah mengepungnya selama berhari-hari.
“Langkah selanjutnya bagi perlawanan rakyat dan pasukan tentara setelah membebaskan Aden ialah membersihkan Provinsi Abyan dan Lahj,” kata seorang komandan pasukan anti pemberontak Syiah-Houthi kepada kantor berita Reuters.
Sumber-sumber milisi mengatakan 1.000 pejuang Yaman yang berlatih di Saudi dan Uni Emirat Arab tiba di Aden pada Senin.
Negara-negara Arab yang menjadi tetangga Yaman turut mengambil peran di dalam negeri itu sejak Maret untuk menghentikan gerak maju pemberontak Syiah Houthi—yang merupakan pengikut aliran Syiah dari bagian utara Yaman. Pemberontak Syiah Houthi menguasai Sana’a, ibu kota Yaman, pada September dan menguasai sebagian wilayah di negara itu.
Negara-negara Arab di Teluk mengatakan pemberontak Syiah Houthi merupakan antek Iran, musuh bebuyutan mereka. Negara-negara itu bertujuan untuk mengembalikan Presiden Hadi ke kursi kekuasaan di Sana’a.
Pasukan pemberontak Syiah Houthi telah digempur dengan ratusan serangan udara selama lebih empat bulan. Serangan-serangan itu telah merenggut lebih 4.000 jiwa.
Sumber: Antara