JAKARTA (SALAM-ONLINE): Aliansi Mahasiswa Kalimantan Menggugat (AMKM) menilai para pemuda dan mahasiswa saat ini semakin melemah, tidak memiliki kekuatan dalam membantu masyarakat menangani bangsanya sendiri. Banyak pemuda dan mahasiswa yang tidak lagi mementingkan urusan rakyat yang semakin hari kian sulit untuk melanjutkan hidupnya.
“Kalau kita bandingkan, banyak mana buku sama handphone mahasiswa. Kalau hari ini seorang mahasiswa punya tiga handphone, belum tentu dia punya satu buku. Ini persoalan dari mahasiswanya yang memang gaya hidupnya sudah berubah,“ ujar Koordinator Aliansi Mahasiswa Kalimantan Menggugat Abdan Syakura dalam diskusi publik ‘Negara Darurat: Mahasiswa dan Pemuda ke Mana?’ yang diselenggarakan Forum Aktivis Peduli Negeri dan DPP IMM di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin (12/10).
Menurut Abdan, sistem pendidikan di negeri ini membentuk mahasiswa untuk bersifat kapitalis. Banyak kampus di Indonesia yang hanya mengajarkan teori semata, tidak mengedepankan permasalahan yang terjadi di masyarakat.
“Kampus hanya mengedepankan bentuk teori semua, tidak menyentuh permasalahan apa yang sedang dihadapi rakyat. Berapa banyak dosen pada hari ini yang menginspirasi? Berapa banyak dosen-dosen yang hari ini turun ke jalan membela rakyat miskin? Jelas tidak ada, wajar saja dunia kuliah kita tidak pernah menyentuh persoalan-persoalan rakyat kecil pada hari ini,“ tandasnya.
Hadir dalam diskusi tersebut beberapa elemen dan aktivis mahasiswa dan pemuda. Selain tuan rumah, DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), ada Gerakan Pelajar Islam Indonesia (GPII), Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI), Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI), Himmah Al Wasliyah, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan beberapa elemen lainnya. (EZ/salam-online)