JAKARTA (SALAM-ONLINE): Kericuhan terjadi saat Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menggelar aksi demo mengevaluasi satu tahun kinerja Jokowi-JK di depan Istana Negara, Senin (19/10).
Demo yang semula berjalan lancar, berakhir dengan bentrokan yang mengakibatkan beberapa mahasiswa terkena pukulan oleh polisi yang menjaga jalannya demonstrasi tersebut.
Bermula dari pimpinan orasi yang berdiri di atas mobil sambil mengajak rekan-rekan pendemo mahasiswa untuk mendekat ke istana.
Aparat yang menahan arus mahasiswa sontak terpancing emosinya, lalu memukul mobil yang membawa sound tersebut.
Kerumunan mahasiswa dan mahasiswi yang tengah asyik berunjuk rasa itu buyar. Mereka mencoba melawan aparat yang tengah terpancing emosi tersebut.
Dengan tindakan cepat, Ketua PB PMII segera menyelamatkan mahasiswi yang tergabung dalam demo tersebut agar pukulan aparat tidak mengenai mereka.
Sementara mahasiswa lainnya berusaha keras untuk melawan polisi seraya meneriakkan, “Kinerja Jokowi-JK buruk, pemerintahan akan hancur…!!!” Salah seorang demonstran berseru kepada aparat yang menghalangi gerak laju mahasiswa, “Kami ingin maju pak polisi, jangan halangi kami!”
Aparat terpancing dan akhrinya memukuli beberapa mahasiswa yang tergabung dalam demonstrasi. Sebagian mahasiswa luka-luka.
Tak tinggal diam, ratusan mahasiswa yang jumlahnya kalah banyak dari aparat itu melakukan perlawanan. Terjadi saling pukul antara mahasiswa dan aparat hingga kemacetan tak terhindarkan.
Terdengar kembali suara hantaman pada mobil. Beberapa bendera PMII dan bangku plastik dijatuhkan dari atas mobil. Aparat juga melempar kursi dan meja yang ada di kerumunan tersebut dengan mengatakan, “Mobil mundur, ayo mundur!” Supir dan beberapa mahasiswa ditarik paksa oleh aparat untuk keluar dari dalam mobil tersebut.
Bentrokan reda setelah pasukan aparat yang tegabung dalam satuan penjaga istana negara menambah personilnya untuk meredam amarah mahasiswa dan aparat.
Kerugian menimpa para wartawan yang ada di sana saat meliput. Nyaris saja wartawan salam-online terkena pukulan polisi saat bentrokan terjadi. Seorang wartawan sebuah harian nasional terkena bogem polisi. Polisi tidak mengizinkan mengambil gambar saat bentrokan tersebut.
Beberapa wartawan lainnya juga terkena pukulan. Sementara beberapa mahasiswa yang terkena pukulan di kepalanya berdarah-darah.
“Kami dipukul mundur oleh aparat, beginilah keadaan di lapangan, terkadang terkena pukul, panas-panasan, namun ini yang kami perjuangkan untuk rakyat, kami berjuang untuk rakyat, mahasiswa, dan bangsa Indonesia,“ tegas Ketua PBPMII Hanifah kepada salam-online di depan istana, Senin (19/10). (EZ/salam-online)