JAKARTA (SALAM-ONLINE): Di hadapan ribuan mahasiswa yang berdemo di depan Gedung DPR menuntut diimpeachnya Jokowi-JK, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah turut berorasi bersama sejumlah pimpinan elemen mahasiswa, Selasa (20/10) petang. Dengan lantang Fahri juga mengatakan persoalan yang terjadi pada pemerintahan yang dinilainya tidak efektif dan hanya mengedepankan janji-janji palsu semata.
“Kita ketahui bersama bahwa pemerintahan sekarang ini tidak efektif, dan mengedepankan seluruh janji-janji yang mereka buat,” tandasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak percaya persoalan yang ada di pemerintahan tersebut merupakan kesalahan sistem.
“Saya belum percaya bahwa ini persoalan sistem yang salah, saya percaya bahwa ini persoalan pada level individual tim yang dibentuk pemerintah. Oleh sebab itu mari kita fokus melakukan kajian terhadap jalannya pemerintahan yang baru berumur setahun ini,” pintanya.
Selanjutnya, di dalam MPR, Fahri menyebutkan sudah membentuk Pansus, salah satunya adalah Pansus untuk memeriksa kasus Pelindo II.
“Sebuah Pansus dapat melakukan penyelidikan sejauh-jauhnya, termasuk memeriksa apakah presiden dan wakil presiden terlibat dalam satu perkara pidana, dan kalau itu terjadi maka selanjutnya dewan mengambil keputusan untuk menyatakan hak dan pendapat, menyatakan bahwa presiden dan wakilnya telah melakukan tindakan tercela dan melanggar hukum,”ungkapnya.
Kalau ini disetujui, kata Fahri, maka dewan perwakilan rakyat akan menyurati Mahkamah Konstitusi untuk mengambil keputusan bahwa seorang presiden dituduh telah melakukan pelanggaran berat yang bisa menyebabkan dijatuhkan sebagai presiden.
“Kalau sidang MK menyebutkan demikian barulah MK berkirim surat kepada MPR untuk menyelenggarakan sidang istimewa,” jelasnya.
Di akhir orasinya di atas mobil demonstran Fahri menegaskan kalau ingin menjatuhkan presiden prosedurnya ada dan semua bisa kita lakukan.
“Tidak ada lagi presiden di republik ini yang bisa bertahan dalam posisi berbuat salah. Yang paling kita rindukan adalah adanya jawaban dari pemimpin yang ditanya dan digugat. Kalau ada pemimpin, presiden, wakil presiden, anggota DPR yang menolak bertemu dengan mahasiswa, ialah pengkhianat dan pengecut. Orang-orang seperti ini tidak layak memimpin kita,” tegas Fahri.
“Kesalahan demokrasi adalah terkadang (pemimpin) yang terpilih bukan yang sejati, terkadang (pemimpin) yang palsu pun terpilih. Kita tidak boleh menjadi kacung seperti zaman dulu. Jangan Anda serahkan kekuasaan kepada orang yang tidak mengerti kekuasaan,” sindirnya mengingatkan.
Setelah melakukan orasi, Fahri turun menuju Gedung Parlemen, sementara demonstrasi masih terus digelar.
Ribuan mahasiswa yang menggelar demo di depan gedung DPR terdiri dari berbagai elemen seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), GPII, Aliansi Mahasiswa Kalimantan Menggugat, Himmah Al Wasliyah, Himmah Persis, Aliansi Mahasiswa DKI, dan lain-lain. (EZ/salam-online)