JAKARTA (SALAM-ONLINE): Senin (9/11) pagi lalu, sebuah stasiun televisi menayangkan seorang penceramah yang menyatakan kepemimpinan jangan dikaitkan dengan agama.
“Gak usah bicara agama, kepemimpinan itu tidak berbicara masalah agama,” ucap sang penceramah itu enteng, padahal dia sedang membawakan program dakwah Islam di sebuah stasiun televisi yang ditonton banyak pemirsa.
Karena itu, dalam taushiyah melalui akun Facebooknya, pimpinan Majelis Az Zikra Ustadz Muhammad Arifin Ilham mengajak kaum Muslimin untuk membaca kembali dengan penuh Iman, Kalam Allah ini:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi Wali (Pemimpin/Pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS An Nisa 144).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi Pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman,” (QS Al Maidah 57).
Ustadz Arifin menceritakan kembali sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ka’ab bin Ujrah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ka’ab bin Ujrah, “Mudah-mudahan Allah melindungimu dari para pemimpin yang jahil.”
Ka’ab bin ujrah bertanya, “Apa yang dimaksud dengan pemimpin yang jahil wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Mereka adalah para pemimpin yang hidup sepeninggalku. Mereka tidak beriman pada petunjuk Allah, dan mereka tidak mengikuti sunnahku,” (HR Ahmad).
“Ingat, setiap Mu’min, apalagi juru dakwah wajib menyampaikan dalil yang berdasar Al-Qur’an dan Sunnah,” Ustadz Arifin mengingatkan.
Ia menutup taushiyah singkatnya dengan doa: “Allahumma Ya Allah, lindungilah kami dari juru dakwah jahil yang menyesatkan kami dari Petunjuk-MU dan Sunnah Nabi-MU…aamiin.” (mus)