MAKASSAR (SALAM-ONLINE): Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah (WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin tak terima WI dan dirinya disebut “teroris” oleh Metro TV.
Stasiun itu memberitakan jaringan “teroris” di Indonesia yang salah satunya adalah WI, sebuah lembaga dakwah ternama di Indonesia timur dengan markasnya di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Siaran pada 3 Januari lalu itu langsung menuai protes, karena dinilai telah memfitnah Wahdah Islamiyah dan Umat Islam. Demikian diungkapkan Ustadz Zaitun Rasmin kepada wartawan saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Sabtu (9/1/2016) sore.
Ratusan massa WI, seperti dilansir pojoksulsel.com, Sabtu (9/1), telah menunggu kedatangan Pimpinan Umum mereka, sejak Sabtu siang. Massa WI dan simpatisannya yang datang dari berbagai kabupaten di Sulsel ini memberikan dukungan moril setelah pimpinan dan organisasi mereka dituduh sebagai jaringan “teroris” dalam pemberitaan Metro TV pada 3 Januari lalu.
Kedatangan Zaitun Rasmin ke Makassar dalam rangka meresmikan gedung pendidikan di Kabupaten Bantaeng pada Ahad (10/1) ini.
“Kami akan menempuh jalur hukum terkait pemberitaan salah satu televisi nasional yang memberitakan kami dan organisasi (WI) terlibat jaringan ‘teroris’,” jelas Wakil Sekjen MUI Pusat ini kepada wartawan.
Menurut dia, pemberitaan itu sebagai sebagai fitnah tanpa dasar sama sekali. Karenanya, Zaitun menolak itu dan akan mempersoalkan dan menuntut stasiun TV tersebut secara hukum.
Zaitun Rasmin juga mengatakan, stasiun TV itu menuding organisasinya sama sekali tanpa dasar. Pihaknya sudah berusaha mencari tahu dari mana asal data tayangan TV itu hingga ke BNPT dan BNPT nyatakan data itu bukan dari pihaknya.
“TV nasional Metro TV ini harus bertanggungjawab atas tudingan yang merusak nama baik kami dan organisasi kami,” tegasnya seraya mengatakan, sejak penayangan tanggal 3 Januari itu, pihak Metro TV sama sekali belum ada itikad baiknya untuk melakukan pengecekan atau mengklarifikasi dengan menghubunginya terkait tudingan tersebut. Padahal keluhan, protes dari pihak Wahdah Islamiyah sudah ramai dibicarakan termasuk di media sosial, ujarnya seperti dikutip Merdeka.com, Ahad (10/1)
Sumber: pojoksulsel, merdeka.com