SOLO (SALAM-ONLINE): Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) dan Perwakilan Warga Kratonan yang tergabung dalam Komunitas Warga Kratonan menyatakan menyatakan penolakan atas pendirian Hotel, Rumah Sakit dan Pusat Pendidikan SILOAM di jalan Honggowongso selatan SMA Kristen 1 Sidokare, Solo.
Untuk itu LUIS menyurati Wali Kota, pimpinan DPRD dan pimpinan proyek pembangunan Siloam, Solo. Dalam surat yang ditandatangani ketua dan sekretaris LUIS, Edi Lukito dan Yusuf Suparno pada Rabu (13/1), disebutkan alasan penolakan:
Pertama, dalam rencana pembangunan akan dibangun gedung 30 lantai yang berada di lingkungan yang sangat padat penduduk dan padat permukiman. ”Di samping ada penolakan warga, juga rencana tersebut pasti menyisakan persoalan limbah yang akan mencemari tanah, udara, air, dan suara,” demikian surat LUIS yang rilisnya diterima redaksi, Rabu (13/1).
Kedua, saluran air di sekitar kratonan sangat tidak mendukung untuk pembuangan limbah tersebut. Ketiga, rencana pembangunan yang akan dibangun 30 lantai membuat warga was-was dan dirugikan, baik saat proses pembangunan hingga bangunan jadi. ”Efek material, debu, kebisingan pasti terjadi,” ujar LUIS.
Ketiga, air bersih di SILOAM dipastikan sangat melimpah, dikhawatirkan kebutuhan air bersih warga di Kecamatan Serengan menjadi terganggu. Keempat, sinyal telekomunikasi akan terganggu karena bangunan yang sangat tinggi.
Dalam suratnya, LUIS juga menyatakan bahwa alasan pendirian Siloam di Solo tidak tepat, mengingat, jika alasannya perhotelan, maka Hotel di Solo sudah sangat banyak dan melebihi kapasitas pengunjung.
Dan jika alasannya Pusat Pendidikan, maka Pusat pendidikan di Solo sudah cukup lengkap dari tingkat PAUD hingga Universitas, baik negeri maupun Swasta.
Disebutkan, Pendidikan Siloam dikenal sangat Mahal hingga 10 juta per bulan. Ini berlawanan dengan kebijakan Pemkot Solo yang meringankan biaya pendidikan dan kesehatan.
”Untuk itu kami minta kepada Wali Kota Solo dan Ketua DPRD serta anggotanya untuk menolak pendirian Hotel, Pusat Pendidikan dan Rumah Sakit SILOAM di Solo karena berdampak pada gangguan dan pencemaran lingkungan serta meresahkan warga,” demikian surat LUIS yang ditembuskan ke Muspida Solo, Muspika Serengan dan Ormas Islam se-Surakarta.
Selain menyurati Wali Kota, pimpinan DPRD dan pimpinan proyek pembangunan Siloam, pada Rabu (13/1) kemarin Warga Kratonqan Solo dan Elemen Muslim Surakarta melakukan acara pemasangan spanduk dan poster penolakan di sekitar Siloam, dimulai pukul 13.00 WIB.
Hadir dalam acara ini Tokoh Masyarakat, Ali dan Rofi’i serta elemen Muslim LUIS, Al Ishlah, Jamaah Ansharus Syariah, Arimatea, Laskar Solo Timur, FUI Sangkrah. Aksi mereka dikawal oleh aparat TNI, Polri dan Pemkot Solo. Acara yang berlangsung tertib itu berakhir pada pukul 14.15 WIB. (endro sudarsono)