JAKARTA (SALAM-ONLINE): Mantan Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi meminta kepada pihak Badan Nasional Penanggulangan “Terorisme” (BNPT) agar rencana merevisi UU “Terorisme” difokuskan kepada yang hulunya terlebih dahulu.
“Hulu adalah ketahanan negara kita untuk mencegah ‘terorisme’, nah ini harus efektif dilakukan, untuk sekarang ini belum terlihat. Oleh karenanya gerakan ‘terorisme’ harus bersama-sama kita tanggap, bukan karena disuruh oleh negara lain, tapi untuk keselamatan bangsa Indonesia sendiri,” kata Kiai Hasyim saat menjadi salah seorang pembicara dalam Konferensi Pemuda Internasional ‘Countering Terrorism’ yang merupakan serangkaian acara Milad IMM ke-52, di Gedung DPR Nusantara V, Senayan, Jakarta, Senin (14/3).
Disini kuncinya, ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam ini seraya meminta pemahaman agama yang dimiliki oleh Densus 88 harus diseimbangkan dengan kinerjanya.
Anggota Wantimpres ini melihat sekarang ini banyak orang yang membenci Islam, kemudian memukul Islam melalui perilaku orang Islam lagi.
“Banyaknya faktor non-agama yang diagamakan, atau faktor non-agama yang kemudian menggunakan agama untuk konflik. Tata hubungan agama yang rahmatan lil ‘alamin perlu ditumbuhkan untuk mencegah hal itu,” jelasnya.
Ia menyebutkan jumlah serangan ke Indonesia ada dua macam, yakni hard terror dan soft terror.
“Yang perlu diingat adalah narkoba, ini termasuk ke dalam soft terror yang sekarang sudah 5,8 juta rakyat Indonesia terkena, teror narkoba menyengsarakan orang sepanjang hidupnya,” tandasnya.
Selain KH Hasyim Muzadi, pembicara lainnya adalah Prof Dr Bahtiar Effendy (Ketua Bidang Hubungan dan Kerja Sama Luar Negeri PP Muhammadiyah), Brigjen (Pol) Hamidin (Direktur Pencegahan BNPT), Prof Dr Yanyan Muhammad Yani (Guru Besar HI Universitas Padjajaran Bandung) serta Perwakilan Kedubes Turki dan Australia.
Acara ini dibuka oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan, dihadiri oleh ratusan pemuda, termasuk perwakilan dari 52 negara. (EZ/salam-online)