Psikolog: “Jika Pemerintah Merespon LGBT Sebagai Isu Biasa, Masalahnya tak Akan Selesai”
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Usaha untuk mencegah anak agar terhindar dari jerat lesbian, gay, bisexual dan transgender (LGBT) perlu dilakukan dengan serius oleh Pemerintah.
Demikian disampaikan pakar psikologi dan pemerhati anak, Elly Risman M.Psi. Menurutnya, pencegahan terhadap anak dari jeratan LGBT dapat dimulai melalui cara hulu ke hilir.
“Ini harus dimulai dari hulu ke hilir. Dari hulu, pemerintah harus menyadari apa yang sedang terjadi di masyarakat, fenomena apa, bencana apa, penyebabnya apa, dan akibatnya apa. Kalau Pemerintah merespon hal ini sebagai isu biasa, maka tidak akan pernah selesai permasalahan LGBT,” ujar Elly kepada salam-online di Gedung Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) usai audiensi KPI dengan Gerakan Indonesia Beradab, Selasa (1/3).
Orang tua juga, kata Elly, pola pikirnya terhadap anak perlu dicerdaskan untuk menghindari jeratan LGBT yang mengancam anak bangsa Indonesia.
“Para orang tua perlu dicerdaskan agar pola mendidik anak diubah. Zaman sudah berganti, jadi pola pengasuhan anak harus diubah,” ujarnya.
Elly menilai, LGBT adalah gangguan kejiwaan, lantaran pelakunya sudah keluar dari tatanan norma yang ada.
“Pemerintah dalam hal ini perlu mencegah masuknya pemahaman LGBT di tengah masyarakat, dan anak bangsa Indonesia. LGBT ini merupakan gangguan jiwa, karena mereka sudah keluar dari norma-norma,” terangnya.
Karenanya, peran serta ayah dan ibu untuk menjaga anak-anaknya dari penyakit LGBT sangat diperlukan.
“Pentingnya peran ayah untuk turut serta dalam mendidik anak-anaknya sangat diperlukan. Masalah kasih sayang orang tua kepada anak itu hal terpenting untuk mencegah LGBT,” katanya.
Ia menyebutkan, di antara maraknya kasus anak-anak dan remaja yang bermasalah di negara ini, salah satunya, karena hilangnya figur ayah dalam keluarga.
“Ayahnya bekerja, lupa kalau memiliki anak di rumah, tanpa memikirkan anaknya bermain dengan siapa, ikut pergaulan apa, ini perlu diperhatikan. Pembelajaran agama yang diberikan kepada anak anak sekolah juga perlu diperhatikan karena banyak materi maupun penyampaiannya tidak sesuai,” ungkapnya. (EZ/salam-online)