JAKARTA (SALAM-ONLINE): Cara kerja Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror Mabes Polri menjadi sorotan berbagai kalangan. Aktor senior Indonesia Anwar Fuadi menilai apa yang dilakukan oleh Densus 88 harus dievaluasi agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
“Polri ini harus mengoreksi diri dalam melaksanakan tugas pemberantasan ‘terorisme’. Memberantas ‘terorisme’ harus melalui jalur hukum yang benar, prosedur yang benar, dan dengan rasa yang benar, bukan dengan rasa kebencian, kemarahan ataupun hanya sebuah prasangka saja,” ungkap Anwar dalam diskusi publik tentang Kasus Siyono di Lobi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (7/4).
Memberikan dukungan kepada Polri untuk memberantas ‘terorisme’ itu perlu, kata Anwar. Tapi yang terpenting Polri bertindak dengan benar dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan ‘terorisme’.
“Kita harus mendukung Polri untuk melaksanakan pencegahan dan pemberantasan ‘terorisme’. Dan juga kita menentang kalau ada piha-pihak tertentu yang ingin melemahkan Polri dalam menangani kasus ‘terorisme’, akan tetapi Polri pun harus bertindak dengan benar dalam melakukan pemberantasan,” tambah Anwar.
Anwar mengingatkan Densus 88 bahwa “terorisme” tidak identik dengan umat Islam, itu yang harus ditekankan.
Selain Anwar Fuadi, hadir sebagai pembicara, antara lain, Prof Subur budi santoso (UI), Dr. Marsudi (NU), Ma’mun Murod (Muhammadiyah) dan Dr. Mira (Psikolog). (EZ/salam-online)