Setiyardi, Netizen yang Siapkan Rumah untuk Keluarga Siyono Datangi Kediaman Suratmi
KLATEN (SALAM-ONLINE): Beberapa waktu lalu, seorang netizen, pengguna Facebook bernama Setiyardi mendapat perhatian media sosial. Pasalnya, ia menulis status di Facebook bahwa ia akan memberikan rumah bagi Suratmi, istri Siyono jika diusir paska autopsi jenazah Suaminya.
Pada Senin (4/4), Setiyardi, didampingi oleh PD Muhammadiyah Klaten dan sejumlah aktivis Islam Yogyakarta menyambangi kediaman Suratmi di Dusun Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.
Berkunjung ke rumah Suratmi, Setiyardi juga membawakan dua karung beras dan sekardus jajanan untuk anak-anak. Di hadapan keluarga besar Siyono, pengusaha properti yang tinggal di Jakarta ini menyampaikan maksud kedatangannya.
Setiyardi bercerita, ia membuat status di media sosial tersebut didorong oleh perasaan haru ketika mendengar kabar jenazah Siyono diautopsi, maka keluarganya akan diusir.
“Saya sempat kaget dengan kematian Siyono, padahal statusnya masih terduga. Yang lebih membuat saya terkejut, ketika saya mendapat kabar bahwa jika istri meminta autopsi, mereka sekeluarga akan diusir,” kata Setiyardi.
Setiyardi melanjutkan, saat ini ia sedang merintis usaha properti di Bogor. Maka, ia pun berbincang dengan rekan kerjanya jika keluarga Siyono sampai diusir mereka akan menghibahkan rumah di Bogor.
“Oke deh, jika bener diusir, kita siapkan satu rumah baru buat beliau. Tapi jika tetap mau tinggal di Klaten, akan kita bangunkan rumah di tempat yang lingkungannya lebih bersahabat,” imbuhnya.
Ia mengaku sepenuhnya sadar, bahwa membantu orang seperti Suratmi bukannya tanpa risiko. Apalagi, ia secara terang-terangan membuat status tersebut sehingga menjadi viral dan tersebar ke mana-mana. Status Facebook Setiardi telah dibagikan oleh ribuan orang dan dilihat oleh sedikitnya ratusan ribu pembaca.
Menurutnya, ia bisa saja memberikan bantuan secara diam-diam kepada Suratmi. Namun, untuk kasus kezaliman seperti Suratmi, ia mengaku perlu ada upaya terbuka supaya bisa menggerakkan orang lain untuk berbuat baik.
“Itu saya lontarkan terbuka sengaja supaya viral dan menimbulkan semangat warga untuk membantu. Saya yakin bangsa ini masih banyak orang yang mau tergerak hatinya,” ungkapnya.
Setiyardi juga menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan keluarga apapun dengan keluarga Siyono. Jangankan hubungan keluarga, kenal pun tidak. “Tapi kita kan masyarakat madani, menggalang dana untuk membantu sesama. Itu kan ideologi kita untuk membantu sesama,” jelasnya.
Sejak awal, Setiyardi yang sama sekali tidak mengetahui alamat rumah Siyono pun merasa yakin. Jika niatnya baik, ia percaya pasti ada jalan untuk bisa sampai ke tujuan.
“Saya tidak tahu alamat sini, tapi begitu saya landing di Adi Sucipto sudah ada yang jemput. Sebelumnya saya memang buat status mau pergi ke rumah Siyono. Saya juga tidak kenal dengan saudara-saudara baru yang menjemput saya,” ulasnya.
Suratmi dan keluarga besar Siyono pun menyambut kedatangan Setiyardi dan rombongan dengan hangat. Mereka menerima Setiardi di ruang tengah yang dahulu jadi tempat belajar Raudhatul Athfal (TK) Amanah Ummah.
Suratmi mengaku terharu atas kedatangan Setiyardi. “Saya mengucapkan banyak terimakasih atas kedatangan bapak. Dari kemarin, orang terus berdatangan ke sini, padahal sebelumnya saya tidak mengenal mereka. Mudah-mudahan Allah memberikan rezeki yang terus berlipat kepada bapak,” ujar Suratmi sambil mengelus salah seorang putranya yang duduk di pangkuannya.
Pada kesempatan itu, Setiyardi memberikan satu gepok uang kepada Suratmi. Setiyardi enggan menyebutkan berapa nominalnya, namun ia menegaskan bahwa bantuan ini bukanlah yang terakhir dan akan terus berkesinambungan.
“Ini yang pertama tapi insya Allah bukan yang terakhir. Karena masih ada orang di belakang saya yang ingin membantu keluarga Siyono, ” tuturnya.
Terakhir, ia berharap dengan ini semua warga indonesia bisa tergerak untuk membantu sesama.
“Mudah-mudahan ini memancing yang lain. Makanya, kita mengumumkan hal baik tidak apa-apa, supaya membangkitkan semangat orang lain,” pungkasnya.
Reporter : Taufiq Ishak, Tommy Abdullah