Kesaksian Aktivis dan Jurnalis Terkemuka Suriah Terkait Situasi di Aleppo Saat Ini
SALAM-ONLINE: Hadi Abdullah, seorang aktivis dan jurnalis terkemuka Suriah, telah mendokumentasikan kehancuran yang diakibatkan oleh serangan udara rezim Basyar Asad dan Rusia di Aleppo, terutama dalam beberapa pekan lalu.
Sejak pecahnya api revolusi, Abdullah muncul sebagai aktivis anti-rezim di kota asalnya Homs, dan kemudian menjadi jurnalis warga. Ia melakukan aktivitas jurnalistik warga yang bisa dibilang di tengah kondisi yang sangat berbahaya di beberapa medan perang utama Suriah seperti Qusayr, Idlib dan sekarang Aleppo.
Video yang didokumentasikan Abdullah baru-baru ini menunjukkan serangan udara rezim di kawasan timur Aleppo. Permukiman warga, pasar, rumah sakit, sekolah, masjid, dan lainnya, luluh lantak akibat serangan gencar rezim Suriah dan Rusia. Banyak anak-anak terperangkap dalam bangunan dan meninggal dalam aksi kekerasan itu.
Untuk mengetahui situasi dan kondisi di Aleppo saat ini setelah diberlakukannya gencatan senjata, Al Jazeera, Selasa (24/5/2016) melansir kesaksian Hadi Abdullah. Berikut petikannya:
Al Jazeera: Dalam beberapa pekan terakhir, media internasional fokus ke Aleppo. Apa yang Anda lihat sejauh ini?
Hadi Abdullah: Saya pernah melihat warga sipil di bawah puing-puing bangunan yang hancur; seorang ayah dan ibu mencari anak-anaknya di bawah reruntuhan. Situasi seperti ini sangat sulit.
Saya sudah dokumentasikan sejak awal serangan yang dilancarkan oleh angkatan udara Suriah dan Rusia. Saya telah mendokumentasikan banyak pembantaian yang dilakukan oleh kedua pasukan itu, termasuk di rumah sakit Al-Quds, rumah sakit yang dijalankan oleh Dokter Tanpa Batas.
Sejak awal gencatan senjata, situasi di Aleppo menjadi lebih tenang. Namun masih ada pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh rezim setiap hari, terutama pengeboman dari artileri, meskipun saat ini lebih tenang dari sebelumnya.
Tetapi, kita harus membedakan antara Aleppo (kota) dan pedesaan. Di pedesaan Aleppo tidak pernah ada gencatan senjata, sehingga pertempuran masih terjadi di sana.
Al Jazeera: Bagaimana situasi di selatan Aleppo?
Hadi Abdullah: Ketika warga sipil di kota yang dibombardir, ada tekanan pada tentara pembebasan Suriah (FSA) dan faksi Islam untuk membuka front dengan rezim sehingga warga sipil tidak dibom lagi.
Banyak yang percaya bahwa jika front (pertempuran) baru dibuka, angkatan udara Rusia dan Suriah akan menyerang ke sana (front), dan pengeboman terhadap warga sipil akan berhenti. Karenanya, Jaisy al-Fath (koalisi pejuang yang mencakup sejumlah faksi Islam, termasuk Jabhah Nushrah) mengambil kota Khan Touman, dan kemudian kota Khaldiya, dan lainnya dekat bukit, dari pasukan rezim (untuk front pertempuran).
Saya pergi ke sana (awal bulan ini). Pengeboman tidak hanya di kota Khan Touman, tapi juga di semua daerah barat dan selatan pedesaan Aleppo. Bom tidak pernah berhenti.
Al Jazeera: Bagaimana dengan warga sipil di Aleppo yang berada di wilayah kekuasaan pejuang sejak gencatan senjata diberlakukan?
Hadi Abdullah: Warga sipil mulai kembali pada kehidupan normal mereka. Pasar sudah mulai ramai, sedikit demi sedikit. Beberapa kabel listrik yang putus selama dua pekan terakhir serangan militer rezim tengah diperbaiki. Jalan-jalan sedang dibersihkan dari puing-puing. Tetapi banyak warga masih takut kemungkinan rezim melakukan pelanggaran gencatan senjata.
Al Jazeera: Siapakah kelompok pejuang utama sekarang di Aleppo?
Hadi Abdullah: Sebagian besar brigade di Aleppo berasal kelompok seperti Jabhah al-Sham, Tentara Mujahidin, Gerakan Nour al-Din al-Zinki, dan beberapa faksi Islam dari Ahrar al-Sham, Jaisy al-Islam dan sebagainya.
Al Jazeera: Pada saat yang sama, ada beberapa perdebatan tentang apakah ada atau tidak Jabhah Nushrah (sayap Al-Qaidah di Suriah) mempertahankan Aleppo, karena inilah alasan yang digunakan Rusia dan Suriah untuk membenarkan serangan udara mereka di daerah perkotaan…
Hadi Abdullah: Jabhah Nushrah jarang terlihat di kota Aleppo. Ada beberapa individu dari Jabhah Nushrah di Aleppo dan hidup di dalam kota, tetapi tidak ada markas kelompok tersebut di kota ini, dan jumlah mereka di kota Aleppo tidak signifikan. Mereka ada lebih sebagai bagian dari Jaisy al-Fath di pedesaan selatan.
Al Jazeera: Apa harapan Anda dengan gencatan senjata dalam jangka pendek ini?
Hadi Abdullah: Sekarang saja saya bisa mendengar pesawat militer (rezim) terbang di atas Aleppo. Itu hanya bukti betapa rapuhnya gencatan senjata ini. Saya tidak berharap sama sekali (terhadap gencatan senjata ini). (s)
Sumber: Al Jazeera