Pasca Kudeta Gagal, Hubungan Turki-AS Makin Renggang
SALAM-ONLINE: Selain pemberangusan media dan pencidukan tersangka kudeta, ada desas-desus tak berkesudahan di Turki bahwa Amerika memainkan peran dalam upaya kudeta gagal itu.
Hubungan strategis dan penting antara Turki dan Amerika Serikat semakin renggang karena pemerintahan Recep Tayyip Erdogan menumpas tersangka pelaku kudeta dan simpatisan mereka.
Washington terperangkap dalam sebuah dilema antara mengungkapkan keprihatinan atas langkah Erdogan dan memperlihatkan dukungan bagi sebuah pemerintahan terpilih yang memerangi sebuah kudeta militer.
Sebuah isu peka lainnya adalah desas-desus yang tak berkesudahan di Turki bahwa Amerika memainkan peran dalam upaya kudeta itu.
Pemerintah Turki telah menutup lebih dari 13 media, baik saluran televisi, stasiun radio, harian, dan kantor berita, serta menangkap sekitar 90 jurnalis.
“Kami sudah tentu prihatin,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby, yang terus menekankan bahwa “Turki sangat berharga bagi kami sebagai sahabat dan sekutu dan juga demokrasi.”
Ribuan personel militer telah dipecat, termasuk 150 jenderal dan laksamana karena dicurigai punya kaitan dengan kudeta yang gagal itu.
Ankara adalah sekutu penting Amerika dalam perang di Irak dan Suriah. Turki juga merupakan anggota NATO.
Sumber: VoaIndonesia