Atas Permintaan Pemerintah di Era Gus Dur, LIPIA Akan Buka Cabang di Tiga Kota
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Di bidang kebudaaan dan pendidikan, Arab Saudi terus mengembangkan sayapnya untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara (mayoritas berpenduduk) Muslim, terutama Indonesia.
Salah satu lembaga di Arab Saudi yang membangun kerja sama di Indonesia di bidang pendidikan itu adalah Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud. Tak hanya di Indonesia, Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud sudah pula membuka cabangnya di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang dan Djibouti.
Untuk Indonesia, Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud sudah lama mendirikan kampus Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA). Saat ini kampus yang terletak di Jalan Buncit Raya, Jakarta Selatan, itu akan membuka tiga cabangnya, masing-masing di Surabaya, Makassar dan Medan.
“Insya Allah ada tiga lembaga yang akan didirikan dalam waktu dekat yang merupakan cabang dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab,” ungkap Direktur Akademi Luar Negeri Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud, Syaikh Dr Abdullah As-Sulamy, dalam jumpa pers di Gedung LIPIA, Buncit Raya, Jakarta Selatan, Jumat (2/9).
Syaikh As-Sulamy memaparkan, cabang-cabang lembaga yang didirikan di Medan, Surabaya dan Makassar ini adalah permintaan pemerintah Indonesia di era Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur). “Kemudian ada korespondensi antara kedua negara, lalu ada penandatanganan kesepakatan di masa Menteri Agama Surya Dharma Ali,” kata Syaikh As-Sulamy.
Ia menerangkan, setidaknya ada tujuh lembaga yang terlibat dalam pembangunan tiga cabang ini seperti Kantor Kepresidenan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, Sekretariat Negara, Badan Pertanahan Nasional dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Syaikh As-Sulamy perlu menjelaskan hal ini, karena ia mendengar adanya suara-suara miring yang berseliweran bahwa LIPIA di Indonesia dan sekarang pendirian tiga cabangnya di Medan, Surabaya dan Makassar merupakan perpanjangan tangan dan propaganda Arab Saudi di sini.
“Ini menunjukkan bukan tiba-tiba. Apalagi ini adalah permintaan pemerintah Indonesia, bukan kemauan Saudi,” jelas mantan Direktur LIPIA ini.
Syaikh As-Sulamy juga mengungkapkan, ada ratusan lembaga sosial di Indonesia yang bekerjasama dan mendapat bantuan dari arab Saudi.
“Itu kenapa tidak dicap juga. Tapi kenapa ketika pendirian LIPIA ada komentar yang miring. Itu terang benderang siapa yang ingin kebaikan dan ingin memecah belah, melancarkan tuduhan fitnah. Karena itu, lebih baik kita fokus saja bekerja dan di saat yang sama menjaga harmoni dan kerja sama antara kedua negara ini,” ujarnya.
Karena itu, Syaikh As-Sulamy meminta agar umat Islam waspada terhadap serangan yang ditujukan, tak hanya kepada Saudi, tapi juga Indonesia. “Itu sengaja ditujukan untuk umat Islam, khususnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah,” tegasnya. (s)