JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Umum Front Mahasiswa Islam (FMI) Ali Alatas meyakini ada gerakan sistematis dan terkoordinasi untuk menjerat Ketua Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Mejalis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Habib Rizieq Syihab dan Ketua GNPF MUI Ustadz Bachtiar Nasir dengan melaporkannya ke polisi.
Habib Rizieq dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Student Peace Institute (SPI) dan Forum Mahasiswa-Pemuda Lintas Agama (Rumah Pelita) terkait ceramahnya tentang ucapan Selamat Natal.
Sementara Ustadz Bachtiar Nasir dituduh menyalurkan bantuan kemanusiaan ke kelompok “teroris” di Suriah. Indonesian Humanitarian Relief (IHR) pimpinan Ustadz Bachtiar sendiri sudah membantah hal ini. Dikatakan, IHR bekerjasama dengan lembaga kemnausiaan terbesar Turki, IHH, untuk menyalurkan bantuan kepada rakyat Suriah.
Dalam keterangan persnya, Senin (2/1/17), Ali Alatas menilai pelaporan tersebut mengada-ada. Karena hampir bersamaan, tokoh GNPF) MUI lainnya, Ustadaz Bachtiar Nasir, juga mulai dicari-cari kesalahannya.
“Bahwa pelaporan terhadap Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq Syihab yang juga merupakan Ketua Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa/GNPF MUI, bersamaan dengan kasus pemberian bantuan kemanusiaan kepada Suriah yang dihadapi Ketua GNPF MUI, KH Bachtiar Nasir, begitu juga pemanggilan yang ditujukan kepada koordinator peserta aksi 212 2016 dari Sumatera Barat, menunjukkan adanya upaya yang terstruktur dan sistematis mengkriminalkan eksponen GNPF MUI,” tegasnya seperti dilansir RMOL.co, Senin (2/1).
Menurut Ali, ada aktor intelektual yang berupaya secara terstruktur dan sistematis, sengaja menciptakan permasalahan-permasalahan, untuk membungkam perlawanan umat Islam atas ketidak-adilan dan menginginkan perpecahan antar anak bangsa.
“Bahwa Kami melihat aktor intelektual tersebut adalah dari kalangan komprador dan para pemilik kapital yang serakah terhadap berbagai proyek pembangunan, yang merupakan perpanjangan tangan dari asing dan aseng dalam menjalankan agenda proxy war, yang berhasil menyusup ke dalam kekuasaan negara,” tandasnya.
Sumber: RMOL.co