JAKARTA (SALAM-ONLINE): Insiden pembubaran paksa pengajian Ustadz Dr Khalid Basalamah oleh Banser GP Ansor di Sidoarjo, Jawa Timur, baru-baru ini, disayangkan banyak pihak.
Di antara yang menyayangkan itu adalah Prof Dr Mahfud MD dan pimpinan Majelis Az-Zikra Ustadz Muhammad Arifin Ilham. Menurut Prof Mahfud MD tindakan pengusiran terhadap Ustadz Khalid itu merupakan hal yang sangat disayangkan. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini memberikan saran agar masyarakat dan pengurus ormas yang melakukan pengusiran itu bisa menghargai perbedaan.
“Negara ini kan negara demokrasi, Islam sendiri membolehkan perbedaan pendapat. Biarkan saja menurut saya, Pak Khalid Basalamah itu mau ceramah apa silakan,” ujarnya seperti dikutip Republika.
Mahfud menjelaskan, berbeda halnya jika yang disampaikan Khalid adalah tindakan melanggar hukum seperti mengundang perpecahan dan provokasi, maka akan ada hukumnya tersendiri. “Dia mau memberi ceramah soal apa, itu urusan dia,” terangnya.
Sementara dalam akun media sosialnya, Ustadz Arifin yang mengaku telah cukup lama mengenal Ustadz Khalid, menyebut dai kelahiran Makassar itu sebagai Mujahid Dakwah yang juga seorang pengusaha sukses dengan PT Ajwadnya.
“Beliau lahir di Makassar, 1 Mei 1975, pendidikan beliau S1 Universitas Islam Madinah (Saudi Arabia), S2 Universitas Muslim Indonesia (Indonesia) dan S3 Universitas Tun Abdul Razzak (Malaysia),” terang Ustadz Arifin.
Menurut Ustadz Arifin, dakwah Khalid Basalamah memang kental dengan gaya salafi yang tidak lepas dari bahasan dan rujukan Al-Qur’an dan Sunnah. “Dan beliau tsiqqoh mendakwahkan dan istiqomah mengamalkannya,” terang Arifin.
Ustadz Arifin pun mengenal Ustadz Khalid sebagai pribadi yang tegas, berwibawa, santun, murah senyum, mudah akrab dan sangat menghormati perbedaan.
“Itulah pandangan Abang tentang beliau setelah 3 tahun mengenal beliau. Sering bersama dalam berdakwah bahkan bersama dalam siaran TV,” ujarnya.
Arifin juga mengungkapkan bagaimana kedekatannya dengan Ustadz Khalid. Suatu saat, kata Arifin, dia juga makan bersama di restoran milik Ustadz Khalid.b
“Beliau pun sering kali ke rumah Abang bersama istri dan anak-anak beliau. Dan kami pun saling memberi hadiah. Arifin memanggil beliau Abang,” beber Ustadz Arifin.
“Sungguh, walau kami berdua berbeda paham tentang Zikir Berjamaah, tetapi beliau mau hadir untuk memberi taushiyah, walau tidak ikut zikir bersama. Beliau tidak berqunut, tetapi saat shalat Subuh di Masjid Az-Zikra di samping Abang, beliau ikut berqunut,” ungkapnya.
Arifin mengatakan, saat dia berada di Masjid Khalid Basalamah, malah diminta memberikan ceramah di hadapan jamaahnya. Sungguh, kata Ustadz Arifin, Ustadz Khalid sangat bijak, sangat santun dan penyayang pada Saudara Mukmin.
“Kami bersama saling sayang karena Allah, perbedaan kecil di antara kami tidak membuat kami bermusuhan, karena kami mengutamakan Allah dan Rasul-Nya, mengutamakan dakwah, ukhuwah, kemaslahatan umat dan negeri tercinta ini,” tegas Arifin.
Arifin pun berharap, semua Saudara seiman dan tercinta yang berbeda paham dengan Ustadz Khali, semakin bijak dan arif dalam bersikap.
“We are Moslems brothers, we love each other because of Allah, I love you Abangku tercinta Ustadz Dr Khalid Basalamah. Allahumma Ya Allah, persaudarakan kami dalam barisanMu, rapatkan barisan kami demi Syariat dan Sunnah Nabi-Mu yang mulia dan keberkahan negeri kami tercinta,” tutupnya. (MN Malisye/salam-online)